NAMA :
RAHMA NASIR
NIM :1111040026
PRODI :PENDIDIKAN
MATEMATIKA
1.
Berapa
jumlah bahasa daerah di Indonesia?
Tuliskan bahasa daerah yang ada di
Sulawesi Selatan dan bahasa daerah apa yang sudah punah!
Jawab : Di Indonesia ada sekitar 746
bahasa daerah.
Bahasa daerah yang ada di Sulawesi
Selatan terdiri dari 31 bahasa, yang dibagi sebagai berikut :
a.
Bugis
(4 bahasa) :
1)
Tamanic/Banuaka :
a)
bahasa
Embaloh (Kalimantan Barat)
b)
bahasa
Taman (Kalimantan Barat)
2)
bahasa
Bugis
3)
bahasa
Campalagian
b.
Bahasa
Lemolang
c.
Makassar
(5 bahasa) :
1)
bahasa
Bentong
2)
bahasa
Konjo Pesisir
3)
bahasa
Konjo Pegunungan
4)
bahasa
Makassar
5)
bahasa
Selayar
d.
Kelompok
Utara (17 bahasa) :
1)
bahasa
Mamuju
2)
bahasa
Mandar
3)
Masenrempulu
(4 bahasa) :
a)
bahasa
Maiwa
b)
bahasa
Duri
c)
bahasa
Enrekang
d)
bahasa
Malimpung
e)
bahasa
Pattinjo (Kadang dimasukkan dalam dialek Enrekang)
1)
Pitu
Ulunna Salu (5 bahasa) :
a)
bahasa
Aralle-Tabulahan
b)
bahasa
Bambam
c)
bahasa
Dakka
d)
bahasa
Pannei
e)
bahasa
Ulumanda’
2)
Toraja-Sa’dan
(6 bahasa) :
a)
bahasa
Kalumpang
b)
bahasa
Mamasa
c)
bahasa
Tae'
d)
bahasa
Talondo'
e)
bahasa
Toala'
f)
bahasa
Toraja-Sa'dan
e.
Seko
(4 bahasa) :
1)
Panasuan :
a)
Budong-Budong
b)
Panasuan
2)
Seko
Padang
3)
Seko
Tengah.
Tidak
ada bahasa daerah di Sulawesi Selatan yang punah.
2. Amati
dan tuliskan bahasa tidak baku yang digunakan teman anda saat proses
perkuliahan!
Jawab:
Nama :
Rahmawati Jafar
NIM :1111040024
Mata Kuliah : Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)
Waktu dan tempat : Rabu, 4 April 2012
di Ruang FF 104 UNM
Gambaran situasi :Rahmawati
sebagai moderator pada diskusi mata kuliah PKn tema
Hak Asasi Manusia.
Kalimat yang tidak sesuai karakteristik Bahasa Indonesia
Ragam Ilmiah:
1.
Tabe
di’ diam semuaki!
2.
Saya
dapat menangkap pertanyaan anda.
Penjelasan :
1.
Kalimat
“Tabe di diam semuaki!” tidak sesuai dengan karakteristik berbahasa Indonesia
ragam ilmiah karena bahasa yang digunakan tersebut tidak formal. Tingkat
keformalan kalimat “Tabe di diam semuaki!” dapat diamati pada kata-kata yang
digunakan. Kata pada kalimat tersebut yaitu ‘tabe’, ‘semuaki’ bukan kosa kata
bahasa Indonesia tapi merupakan kosa kata bahasa Bugi, dan tidak resmi
digunakan pada forum resmi.
2.
Kalimat
“Saya dapat menangkap pertanyaan anda.” tidak lugas dan jelas. Sifat lugas dan
jelas dimaknai bahwa bahasa Indonesia mampu menyampaikan gagasan ilmiah secara
jelas dan tepat. Oleh karena itu, seharusnya setiap gagasan diungkapkan secara
langsung sehingga makna yang ditimbulkan adalah makna lugas. Pemaparan bahasa
Indonesia yang lugas akan menghindari kesalahpahaman dan kesalahan menafsirkan
isi kalimat. Gagasan akan mudah dipahami apabila menggunakan bahasa yang jelas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar