Tata
Penulisan Paragraf yang Baik
Oleh
:
Nuraida Lestari (1111040006)
Rahmawati (1111040010)
A.
Pengertian
Paragraf
Paragraf disebut juga alinea. Paragraf
adalah seperangkat kalimat yang tersusun secara logis dan sistematis yang mengandung satu kesatuan ide pokok.
Disamping itu, secara teknis paragraf merupakan satuan terkecil dari sebuah
kalangan. Bisaanya paragraf itu terdiri atas beberapa kalimat yang berkaitan
baik isi maupun bentuknya. Isi kalimat-kalimat pembangun paragraf itu membentuk
satuan pikiran sebagai bagian dari pesan yang disampaikan penulis dalam
karangannya. Paragraf atau alinea tidak dapat dipisah-pisahkan
seperti sekarang, tetapi disambung menjadi satu. Menurut Lamuddin Finoza, paragraf
adalah satuan bentuk bahasa yang biasanya merupakan gabungan beberapa kalimat,
sedangkan dalam bin_redaksi.blogspot.com/diakses 20
Agustus2008/pengertian-paragraf-alinea- bagian, paragraf adalah suatu bagian
dari bab pada sebuah karangan yang mana cara penulisannya harus dimulai dengan
baris baru.
Paragraf dapat dijelaskan sebagai
bagian dari suatu karangan atau tuturan yang terdiri atas sejumlah kalimat yang
mengungkapkan satuan informasi dengan ide pokok sebagai pengendalinya.
B.
Struktur
dan Jenis Paragraf
Paragraf disusun
berdasarkan dua hal, yaitu 1) berdasarkan berbagai kemungkinan kelengkapan
unsur paragraf; dan 2) berdasarkan kemungkinan posisi unsur paragraf dalam
paragraf. Kelengkapan unsur paragraf nmenyangkut apa saja yang ada dalam suatu paragraf.
a.
Struktur
Paragraf
Berdasarkan berbagai kemungkinan
kelengkapan unsur dan posisinya dalam paragraf, struktur paragraf antara lain
dapat berbentuk sebagai berikut :
Ø
Unsur
paragraf lengkap, dengan susunan : transisi – kalimat topik - kalimat
pengembang - kalimat penegas.
Ø Paragraf hanya memiliki tiga unsur :
kalimat topik - kalimat pengembang -kalimat penegas.
Ø Sama dengan tiga unsur, tetapi
komposisinya : transisi - kalimat topic - kalimat pengembang
Ø Paragraf memiliki dua unsur :
kalimat topic - kalimat pengembang
Ø Sama dua unsur dengan komposisi :
kalimat pengembang - kalimat topik
b.
Jenis
Paragraf
Ada
beberapa jenis paragraf yang kita kenal, yang dibagi ke dalam bentuk
berdasarkan jenisnya yaitu :
a. Berdasarkan
letak kalimat utamanya
Berdasarkan letak kalimat utamanya paragraf
dibedakan menjadi dua yaitu:
v
Paragraf
Induktif : adalah
paragraf yang kalimat utamanya terletak di bagian akhir.
Contoh:
Kemarau tahun ini cukup panjang. Sebelumnya, pohon-pohon di hutan
sebagai penyerap air banyak yang ditebang. Di samping itu, irigasi di desa ini
tidak lancar. Ditambah lagi dengan harga pupuk yang semakin mahal dan kurangnya
pengetahuan para petani dalam menggarap lahan tanahnya. Oleh karena itu, tidak
mengherankan jika panen di desa ini selalu gagal.
v
Paragraf
Deduktif : adalah paragraf
yang kalimat utamanya terletak di bagian awal.
Contoh:
Penghematan energi dapat dilakukan dengan cara menghemat pemakaian
listrik. Cara penghematan tersebut dapat dilakukan dengan mengatur pemakaian.
Misalnya, menyalakan lampu hanya pada ruang tertentu, artinya jika ruang
tersebut tidak dipakai listrik dapat dipadamkan. Menyeterika cukup tiga hari
sekali. Begitu pula menyalakan pompa air cukup dua kali sehari.
b. Berdasarkan
isinya
v
Narasi : adalah paragraf yang isinya menceritakan suatu hal/
kejadian. Karena bersifat menceritakan, maka biasanya disusun secara kronologis
(berdasarkan urutan waktu).
Contoh
:
Pada hari Minggu saya bersama keluarga pergi ke Taman Mini Indonesia
Indah. Sehabis sholat subuh kami mulai berkemas-kemas. Ibu membuat nasi goreng
istimewa untuk sarapan pagi. Kira-kira jam tujuh pagi kami sekeluarga berjumlah
delapan orang berangkat dari rumah kami di Tanjung Duren. Di sepanjang
perjalanan, adik kami Rita, dan Dhimas tak henti-hentinya bernyanyi dan
bercanda ria. Setelah menjelajahi berbagai anjungan yang ada, kami sekeluarga
semakin terkesan dengan panorama miniatur nusantara ini.
v
Deskripsi : adalah paragraf yang isinya melukiskan sesuatu berdasarkan
pengamatan panca indera sehingga pembaca seolah-olah merasa melihat, mendengar,
dan merasakannya sendiri tentang suatu tempat, kejadian, dan peristiwa yang
dimaksud oleh penulisnya.
Contoh:
Sisa gerimis sore tadi masih menyisakan butiran-butiran mutiara kecil di
ranting-ranting kurus bunga-bunga angsoka. Lembayung senja masih membiaskan
cahaya tipis yang melontarkan warna-warni jingga, manakala menerpa
butiran-butiran sisa gerimis. Danau Kintamani yang terpancang di punggung Bukit
Batur itu seolah merupakan suaka alam bagi suku Trunyan yang memang rentan
terhadap modernisasi. Sementara di sana-sini beberapa anak kecil menjajakan
cindera mata, membantu mengais rejeki untuk tambahan beaya sekolah mereka.
v
Eksposisi : adalah paragraf yang isinya menjelaskan tentang sesuatu
sehingga pembaca yang tadinya tidak tahu menjadi tahu tentang sesuatu. Jadi
paragraf ini sifatnya informatif.
Contoh:
Jalak Bali merupakan satwa eksotis yang keberadaannya sangat dilindungi.
Jenis burung yang hampir punah ini sekarang sudah berhasil dikembang-biakkan.
Dengan ijin dari Departemen Pertanian, seorang peternak dari Solo bisa
membudidayakan bahkan sampai ribuan ekor. Keberhasilan ini diikuti oleh puluhan
bahkan ratusan penangkar lain dari seantero tanah air. Dengan demikian
keberadaan satwa ini sudah tidak mengkhawatirkan lagi. Dan kabar baiknya bagi
pecinta burung, jalak bali sekarang sudah bisa dikomersiilkan lagi.
v
Argumentasi : adalah paragraf yang isinya berusaha meyakinkan pembaca
akan kebenaran gagasan yang diungkapkan oleh penulisnya. Cara meyakinkan ini
biasanya dilengkapi dengan data, fakta, contoh yang konkret serta pola
penalaran yang rasional.
Contoh:
Rokok sangat merugikan kesehatan. Kebiasaan buruk ini ternyata bisa
meracuni diri sendiri, keluarga, dan orang lain di sekitarnya. Selain racun
nikotin, tar, dan mono oksida masih ada ribuan zat berbahaya yang terkandung
dalam rokok. Tak heran bila ada penelitian yang menyimpulkan bahwa satu batang
rokok akan mengurangi satu menit nyawa pengisapnya. Itulah maka Pemerintah
Daerah DKI memberlakukan Perda larangan merokok di tempat umum.
v
Persuasi : adalah paragraf yang isinya berusaha membujuk pembaca
sehingga melakukan sesuatu seperti yang dikehendaki penulisnya. Semua iklan dan
poster pastilah bersifat persuasif.
Contoh:
Jakarta sangat rawan terhadap peredaran narkoba. Kota metropolitan
yang kian sumpek ini makin dijejali dengan masalah sosial antara lain peredaran
narkoba. Baik shabu-shabu, putau, ekstasi, atau yang lainnya sangat merusak
generasi suatu bangsa. Orang jadi lupa diri, penuh dengan kecemasan, malas, dan
tidak mampu berpikir logis. Anda tidak ingin menjadi korban, jangan coba-coba
mendekatinya.
C.
Unsur-unsur
Paragraf
Paragraf
merupakan satu kesatuan ekspresi pikiran yang terdiri atas seperangkat kalimat
yang digunakan oleh pengarang sebagai alat untuk menyatakan dan menyampaikan
jalan pikiran kepada pembaca. Agar jalan pikiran tersebut dapat diterima dengan
baik dan jelas, paragraf harus disusun secara sistematis dan logis. Unsur-unsur
paragraf yang dimaksud yaitu :
1.
Transisi
Transisi merupakan mata rantai
penghubung antarparagraf yang berfungdsi sebagai penghubung jalan pikiran dua
paragraf yang berdekatan. Kata-kata transisional merupakan petunjuk bagi
pembaca ke arah mana pikiran pengarang bergerak atau mengingatkan pembaca
apakah suatu paragraf baru searah dengan paragraf sebelumnya. Di sisi lain
transisi juga berfungsi sebagai penunjang koherensi dan kepaduan antarbab,
antaranak bab, dan antarpragraf dalam satu karangan.
Kalimat transisi tak selalu harus ada dalam setiap karangan.
Kehadirannya bila dirasa perlu demi kejelasan informasi. Selain itu, kalimat
transisi tidak hanya terdapat dalam paragraf, melainkan bisa juga muncul dalam
kalimat, antarparagraf, antaranak bab, dan antarbab.
Ada dua cara untuk menghubungkan dua paragraf, yaitu
1. cara implisit
2. cara eksplisit.
Hubungan implisit tidak ditandai
oleh alat penanda transisi tertentu, namun hubungan antarparagraf masih dapat
dirasakan. Sedangkan hubungan eksplisit dinyatakan oleh penanda transisi
tertentu, seperti kata, kelompok kata, dan kalimat.
2.
Kalimat
Topik
Kalimat
topik merupakan mayor point, main idea, central idea, atau topic sentence.
Kalimat topik merupakan pikiran utama, pokok pikiran, ide pokok, atau kalimat
pokok. Kalimat topik merupakan perwujudan ide pokok paragraf dalam bentuk umum
atau abstrak. Letak kalimat topik dapat di awal paragraf, tengah paragraf, dan
akhir paragraf.
3.
Kalimat
Pengembang
Sebagian besar kalimat-kalimat yang
terdapat dalam paragraf adalah kalimat pengembang. Susunannya tidak
sembarangan. Urutan kalimat pengembang sebagai perluasan pemaparan ide pokok
yang bersifat abstrak menuruti hakikat ide pokok. Pengembangan kalimat topik
yang bersifat kronologis biasanya menyangkut hubungan antara benda atau
kejadian. Urutannya masa lalu-kini-dan masa yang akan datang.
Bila pengembangan kalimat topik
berhubungan dengan jarak (spasial), biasanya menyangkut hubungan antara benda,
peristiwa, atau hal dengan ukuran jarak. Urutannya dimulai dari jarak yang
paling dekat-lebih jauh-jauh- dan paling jauh. Bila pengembangan kalimat topik
berhubungan dengan sebab-akibat, kemungkinan urutannya sebab dinyatakan lebih
dahulu, kemudian diikuti akibatnya, atau sebaliknya. Penyusunan urutan kalimat
pengembang yang berdasarkan urutan nomornya dimulai dari kejadian pertama,
kedua, ketiga, dan seterusnya.
4.
Kalimat
Penegas
Kalimat penegas
merupakan elemen paragraf yang berfungsi
1. sebagai
pengulang atau penegas kembali kalimat topik
2. sebagai
daya penarik bagi para pembaca atau sebagai selingan menghilangkan kejemuan.
Kedudukan kalimat penegas tidaklah bersifat mutlak.
Ia ada bila pengarang memerlukan untuk menunjang kejelasan informasi.
Keempat
unsur tersebut kadang muncul atau bersama-sama atau sebagian sehingga
memberikan alternatif sebagai berikut :
1. Paragraf
memiliki empat unsur (transisi-kalimat topik-kalimat pengembang-kalimat
penegas)
2. Paragraf
memiliki tiga unsur (transisi-kalimat topik-kalimat pengembang; kalimat
topik-kalimat pengembang-kalimat penegas)
3. Paragraf
memiliki dua unsur (kalimat topik-kalimat penegas).
D.
Fungsi
Paragraf
Ada beberapa fuugsi
paragraph yyang harus diketahui yaitu :
a. Menampung fragmen pikiran atau ide
pokok
b. Alat untuk memudahkan pembaca
memahami jalan pikiran pengarang
c. Alat bagi pengarang untuk
mengembangkan gagagasan atau jalan pikiran secara sistematis
d. Pedoman bagi pembaca untuik mengikuti
dan memahami alur pikiran pengarang
e. Alat untuk menyampaikan fragmen
pikiran atau ide pokok pengarang kepada pembaca
f. Sebagai penanda bahwa pikiran baru
dimulai
g. Dalam keseluruhan karangan, paragraf
dapat berfungsi sebagai pengatar, transisi, dan penutup.
E.
Syarat
Penulisan Paragraf yang baik
Dalam
penulisan bahan ajar, paragraf dapat dikategorikan sebagai paragraph yang baik
jika memenuhi lima kriteria. Kelima kriteria yang dimaksud adalah sebagai
berikut.
1.
Adanya
Satu Kesatuan Gagasan
Sebagai
satu kesatuan gagasan, sebuah paragraf yang baik hendaknya mengandung satu
gagasan utama. Artinya, dalam paragraf mungkin terdapat beberapa gagasan
tambahan, tetapi gagasan-gagasan itu harus terfokus pada satu gagasan utama
sebagai pengendali. Jika prinsip ini dipenuhi, paragraf itu telah memenuhi ciri
kesatuan. Kesatuan dalam sebuah paragraf hanya akan terbentuk apabila
informasi-informasi dalam paragraf itu tetap dikendalikan oleh gagasan utama.
Agar hal itu dapat dicapai, penulis harus senantiasa mengevaluasi apakah
kalimat-kalimat yang ditulisnya itu erat hubungannya dengan gagasan utama. Jika
ternyata tidak erat hubungannya, kalimat-kalimat itu harus dihilangkan atau
disajikan secara khusus, misalnya menjadi sisipan dalam kalimat lain. Perhatikan
paragraf berikut.
“Permasalahan
birokrasi Indonesia memang sangat berat dan lamban, sehingga menjadi tidak
efektif dan efisien dalam melayani dan mengakomodasi kepentingan rakyat.
Birokrasi Indonesia tidak bisa memobilisasi gerakan transformasi pembangunan masyarakat
secara cepat, untuk kemandirian negara. Hal ini merupakan akibat dari sistem
birokrasi yang panjang dan besar, sehingga dalam pelaksanaannya memakan biaya
tinggi. Dengan begitu kecenderungan birokrasi Indonesia hanya melayani diri
sendiri dan mengabaikan tugas utama, yaitu pelayanan masyarakat. Nampaknya
birokrasi Indonesia hanya menumpukan tenaga improduktif dan menjadi beban bagi
negara, tanpa memiliki produktivitas yang menguntungkan negara.”
Dalam paragraf tersebut dikemukakan tentang satu gagasan
pokok yaitu Permasalahan birokrasi Indonesia memang sangat berat dan
lamban, sehningga menjadi tidak efektif dan efisien dalam melayani dan
mengakomodasi kepentingan rakyat. Gagasan pokok ini dijelaskan dengan
beberapa gagasan penunjang berikut ini :
1. Birokrasi
Indonesia tidak bisa memobilisasi gerakan transformasi pembangunan masyarakat
secara cepat, untuk kemandirian negara.
2. Hal
ini merupakan akibat dari sistem birokrasi yang panjang dan besar, sehingga
dalam pelaksanaannya memakan biaya tinggi.
3. Dengan
begitu kecenderungan birokrasi Indonesia hanya melayani diri sendiri dan
mengabaikan tugas utama, yaitu pelayanan masyarakat.
4. Nampaknya
birokrasi Indonesia hanya menumpukan tenaga improduktif dan menjadi beban bagi
negara, tanpa memiliki produktivitas yang menguntungkan negara.
2.
Adanya
Kepaduan Hubungan Antarkalimat
Paragraf
dapat dikatakan baik tidak saja karena gagasan utamanya tunggal, tetapi juga
kalimat-kalimat di dalam sebuah paragraf itu terjalin secara logis dan
gramatikal. Dengan demikian, kalimat-kalimat di dalam sebuah paragraf itu
terpadu berkaitan satu sama lain untuk mendukung gagasan utama. Dengan kaitan
seperti itu, pembaca akan dapat mengikuti maksud penulis setapak demi setapak
dengan perpindahan dari satu kalimat ke kalimat berikutnya secara enak tanpa
ada lompatan-lompatan pikiran. Boleh jadi sebuah paragraf sudah memenuhi syarat
kesatuan, tetapi belum dapat disebut sebagai suatu paragraf yang baik apabila
belum memenuhi syarat kepaduan ini.
Untuk membangun kepaduan paragraf dapat digunakan kata kunci
dan sinonim, pronomina, kata transisi, dan struktur yang paralel.
1.
Kata Kunci
dan Sinonim
Kepaduan paragraf
dapat dibangun dengan tidak mengulang kata atau ungkapan yang sama setiap kali
diperlukan. Kata atau ungkapan yang sama itu sesekali dapat disebut kembali
dengan menggunakan kata kuncinya atau dengan menggunakan kata lain yang
bersinonim dengan kata atau ungkapan itu. Virus HIV, misalnya, sesekali dapat
disebut virus itu, virus penyebab AIDS, virus yang mematikan, atau virus yang
sulit ditaklukkan. Oleh beberapa ahli cara itu disebut penyulihan.
2. Pronomina
Membangun kepaduan juga dapat ditempuh dengan menggunakan pronomina untuk menyebut nomina atau frasa nominal yang telah disebutkan lebih dahulu. Yang dilakukan sebenarnya adalah mengacu pada nomina atau frasa nomina itu dengan pronominanya. Frasa pengusaha-pengusaha yang sukses selain sesekali dapat disebut dengan pengusaha-pengusaha itu, dapat pula disebut mereka, misalnya. Cara seperti ini juga disebut pengacuan.
Membangun kepaduan juga dapat ditempuh dengan menggunakan pronomina untuk menyebut nomina atau frasa nominal yang telah disebutkan lebih dahulu. Yang dilakukan sebenarnya adalah mengacu pada nomina atau frasa nomina itu dengan pronominanya. Frasa pengusaha-pengusaha yang sukses selain sesekali dapat disebut dengan pengusaha-pengusaha itu, dapat pula disebut mereka, misalnya. Cara seperti ini juga disebut pengacuan.
3.
Kata Transisi
Kata transisi adalah
konjungtor atau perangkai, baik yang digunakan untuk menghubungkan unsur-unsur
dalam sebuat kalimat maupun untuk menghubungkan
kalimat-kalimat dalam sebuah paragraf. Melalui penggunaan kata-kata ini,
hubungan antara satu gagasan dan gagasan yang lain dalam sebuah paragraf dapat
dinyatakan secara tegas. Kalimat-kalimatnya mungkin sama, tetapi kata transisi
tertentu dan susunan tertentu akan mengubah informasi atau gagasan yang
ditampilkan.
4.
Struktur yang
Paralel
Keparalelan struktur
kalimat dapat pula membangun ciri kepaduan kalimat-kalimat di dalam sebuah
paragraf. Banyak cara yang dapat digunakan untuk membangun keparalelan struktur
ini, antara lain menggunakan bentuk kata kerja yang sama atau menggunakan majas
repetisi.
Perhatikan contoh
berikut.
Contoh 1
“Pemerintah telah melakukan
berbagai upaya untuk mengatasi rawan pangan di
Indonesia. Di antaranya upaya yang telah dilakukan adalah
mendistribusikan beras seharga Rp1000,00 per kg. untuk kualitas medium. Setiap kepala
keluarga mendapat jatah 10 kg. per bulan. Upaya lain
adalah membentuk tim pemantau ketahanan pangan untu operasi pasar khusus,
mendorong ABRI manuggal pertama, dan sebagainya. Upaya itu
perlu didukung oleh semua pihak agar masalah yang memprinhatinkan tersebut
dapat teratasi.”
Contoh 2
Meister Eickhar
adalah mistikus dan cendekiawan terkemuka dari Ordo Dominican. Dia lahir
di Hochheim di Thuringia, Jerman, pada tahun 1260 M dan wafat pada tahun 1327
M. Ajaran mistiknya mirip dengan Dante, sastrawan dan mistikus
Italia abad ke-13 M. Seperti halnya Dante, Eickhar menggabungkan
pengalaman mistik dengan kekuatan intelektual. Dia juga dipandang
sebagai peletak dasar filsafat dan mistisisme Jerman.. Sebagai rohaniawan
terkemuka pada umumnya, dia memiliki banyak pengikut dan murid.
3.
Adanya
Ketuntasan Informasi
Paragraf
yang baik adalah paragraf yang tuntas. Artinya, di dalam paragraf itu telah
tercakup semua yang diperlukan untuk mendukung gagasan utama. Ini berarti pula
bahwa paragraf yang baik harus telah dikembangkan sedemikian rupa sehingga
pembaca tidak bertanya-tanya tentang maksud penulis dalam paragraf itu.
Seberapa jauh ketuntasan pengembangan
paragraf itu? Sayang tidak ada rumusan yang jelas mengenai hal itu. Bisa jadi
sebuah paragraf amat panjang, tetapi belum tuntas. Bisa jadi pula paragraf itu
cukup pendek, tetapi sudah tuntas. Yang penting adalah bahwa setelah membaca
paragraf itu, pembaca mendapat informasi yang lengkap tentang isi paragraf itu.
Ingatlah bahwa yang penting di dalam paragraf adalah adanya gagasan utama yang
biasanya dinyatakan dalam kalimat topik.
4.
Adanya
Konsistensi Sudut Pandang
Dalam karang mengarang, konsistensi
sudut pandang itu sangat penting artinya. Seorang penulis harus menentukan
lebih dahulu sudut pandangnya terhadap calom pembaca agar ia dapat memilih gaya
penulisan yang tepat. Paragraf yang baik hendaknya mempertahankan sudut pandang
penulis dalam membahas permasalahan yang diutarakannya. Jika sudah dipastikan
bahwa pembaca tidak dilibatkan secara eksplisit sebagai mitra tutur, pilihan
itu harus dipertahankan sampai akhir karangan. Demikian pula sebaliknya.
5.
Adanya
Keruntutan Penyajian
Urutan penyajian informasi dalam
paragraf yang baik mengikuti tata urutan tertentu. Ada beberapa model urutan
penyajian informasi dalam paragraf dan tiap-tiap model mempunyai kelebihan
masing-masing. Model-model urutan itu adalah urutan waktu, urutan tempat,
urutan umum-khusus, urutan khusus-umum, urutan pertanyaan-jawaban, dan urutan
sebab-akibat. Setiap model urutan akan dibicarakan secara rinci dalam bagian
yang membicarakan jenis-jenis dan pengembangan paragraf. Untuk menjelaskan
prinsip keruntutan ini, pada bagian ini dicontohkan dua macam keruntutan saja,
yaitu keruntutan atas urutan tempat dan keruntutan atas urutan waktu.
Yang
disebut prinsip keruntutan pada dasarnya adalah menyajikan informasi secara
urut, tidak melompat-lompat sehingga pembaca mudah mengikuti jalan pikiran
penulis. Untuk paragraf itu yang menggunakan model urutan tempat, misalnya,
hendaklah informasi tentang objek itu disajikan secara horizontal, seolah-olah
pandangan mata penulis bergerak dari arah kiri ke kanan, atau sebaliknya atau
bisa juga secara vertikal dari bawah keatas atau sebaliknya. Yang penting
adalah bahwa informasi disajikan secara berurut berdasarkan dimensi ruang.
F.
Tehnik
Penulisan Paragraf
Setiap
jenis paragraf tidak terlepas dari tautannya dalam sebuah karangan. Bagaimana
menulis dan merangkai paragraf tersebut secara baik dan benar, sehingga menjadi
karangan yang saling berkesinambungan dalam mewujudkan paragraf yang menjadi
satu kesatuan. Sehingga pembaca mudah memahami apa yang disajikan penulis dalam
mengemukakan gagasan yang disampaikan. Dan karangan tersebut tidak pendek,
melainkan karangan tersebut tidak berboros kata dan tidak mengulang–ulang butir
ide yang sama serta tidak berputar-putar dalam menyampaikan gagasan.
Dibawah
ini adalah hal-hal yang perlu diperhatikan dalam sistem penulisan paragraph :
a. Hendaknya menentukan terlebih dahulu ide pokok
sebelum menulis paragraf apabila tidak membuat rencana terlebih dahulu, maka
paragraf tidak sempurna.
b. Menguraikan ide pokok dengan kalimat penjelas
yang akan dikembangkan dalam penulisan paragraf.
c. Mengembangkan paragraf dengan menggunakan teknik
pengembangan paragraf sehingga tercipta sebuah paragraf yang baik.
d. Memilih kata atau penyeleksian kata yang akan
dibuat dalam penulisan paragraf dalam karya ilmiah.
Ketepatan dalam
menyampaikan pengetahuan kepada pembaca sangat diperlukan. Sehingga dapat
membentuk koherensi yang saling kait antar kalimat dalam paragraf dan antar
paragraf, agar tidak sampai ada kata yang tidak jelas rujukannya. Untuk
menjadikan karangan yang benar–benar berbobot, harus diterapkan pula pengembangan
yang benar-benar memadai. Setiap karangan mencakup unsur yang pokok berupa
gagasan, komunikasi, tatanan, dan bahasa sebagai medium penyampaian dalam
mengemukakan sebuah karangan.
DOWNLOAD DISINI
DOWNLOAD DISINI