Selasa, 24 April 2012

MEMBACA KRITIS UNTUK MENULIS


MATERI
MEMBACA KRITIS UNTUK MENULIS

Oleh:
Fachriatun Nurania (1111040054)
Lia Angriani (1111040063)

a.      Pengantar

Untuk menunjang pengembangan daya nalarnya, mahasiswa biasanya dilibatkan dalam praktek menulis ilmiah, yang harus didukung dengan referensi yang memadai. Untuk hal ini, mereka wajib membaca bahan-bahan rujukan secara kritis. Para mahasiswa peserta dilibatkan dalam kegiatan yang mendukung berkembangnya pemahaman tentang membaca kritis, kemudian dilibatkan dalam praktek membaca kritis tulisan atau artikel ilmiah, tulisan atau artikel populer, dan buku ilmiah, serta bahan-bahan yang tersaji dalam internet. Produk dari praktek membaca kritis ini adalah rangkuman bahan yang dibaca dan komentar krisis mahasiswa terhadap gagasan dan konsep dalam bacaan terkait, kutipan-kutipan yang relevan.
Membaca merupakan kegiatan yang sangat menunjang kegiatan menulis. Dengan banyak membaca, kita akan mempunyai banyak informasi dan pengetahuan ysng tidak kita dapat dari pengalaman sehari-hari. Denagan banyak membaca, kita juga akan banyak mendapat gagasan yang berguna untuk tulisan kita. Tulisan yang baik memberikan pengetahuan bagi pembacanya. Oleh karena itu, kalau kita ingin menghasilkan tulisan yang baik, kita perlu banyak membaca. Tidak mengherankan bahwa penulis yang baik umumnya banyak membaca.
Selain itu, membaca juga adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan dan informasi disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata maupun bahasa tulisan. Suatu proses dimana kelompok kata yang merupakan suatu  kesatuan akan  terlihat dalam suatu pandangan sekilas dan makna kata secara undividual akan dapat diketahui maknanya. Dalam membaca dikenal jenis membaca telaah isi yang memiliki pengertian yaitu  membaca dengan cara meneliti bahan yang tersedia dengan tidak mengesampingkan ketelitian, pemahaman, serta kekritisan dalam berfikir. Membaca kritis sangat relevan dengan kehidupan kita sekarang sebagai pelajar yang dituntut untuk menambah wawasan dan  mengambangkan ilmu. Oleh sebab itu, belajar ini tentu akan sangat bermanfaat karena kita akan dapat memanfaatkan hasil pembacaan  kita yang cermat. Berdasarkan hal itulah hakikat membaca kritis ini merupakan kegiatan belajar yang penting dan wajib dikuasai oleh pelajar siawa maupun mahasiswa. Melalui kegiatan belajar ini, kita sebagai pelajar dibekali dengan kompetensi yang berkenaan dengan kemampuan untuk menerapkan metode membaca kritis untuk menulis. Untuk menguasai kompetensi tersebut, kita wajib menjelaskan bagaimana sebenarnya membaca kritis.
b.      Pengertian Membaca Kritis
Membaca kritis ialah kegiatan membaca dilakukan dengan bijaksana, penuh tenggang rasa, mendalam, evaluatif, serta analitis, dan bukan ingin mencari kesalahan penulis tetapi membaca kritis berusaha memahami makna tersirat dari sebuah bacaan. Dalam membaca kritis, pembaca mengolah bahan bacaan secara kritis. Membaca kritis berlaku untuk tulisan non-fiksi di mana penulis berusaha untuk membuat pernyataan. Membaca kritis adalah membaca aktif. Membaca kritis melibatkan, mempertanyakan dan mengevaluasi apa yang penulis katakan, dan membentuk pendapat Anda sendiri tentang apa yang penulis katakan di dalam tulisannya.
Menurut cf.Harris et. Al. (1983); smith (1986); Albert dalam tarigan (1988:89) pada dasarnya, saat seseorang membaca kritis (critical reading) dia melakukan kegiatan membaca dengan bijaksana, penuh tenggang hati, mendalam, evaluatif, serta analisis, dan bukaningin mencari kesalahan penulis. Membaca kritis adalah kemampuan memahami makna tersirat sebuah bacaan. Untuk itu, diperlukan kemampuan berfikir dan bersikap kritis. Dalam membaca kritis, pembaca mengolah bahan bacaan secara kritis. Dengan membaca kritis, pembaca dapat pula mencamkan lebih dalam apa yang dibacanya dan dia pun akan mempunyai kepercayaan diri yang lebih mantap daripada kalau dia membaca tanpa usaha berpikir secara kritis. Oleh karena itu, membaca kritis harus menjadi ciri semua kegiatan membaca yang bertujuan memahami isi bacaan sebaik-baiknya.
Sedangkan menurut Soedarso membaca kritis adalah membaca dengan melihat motif penulis dan menilainya. Pembaca tidak sekadar menyerap apa yang ada, tetapi ia bersama- sama penulis berpikir tentang masalah yang dibahas. Kita membaca dengan nuansa dan arti. Membaca secara kritis berarti kita harus membaca secara analisis dan dengan penilaian. Membaca harus merupakan interaksi antara penulis dan pembaca, kedua belah pihak “saling mempengaruhi” hingga terbentuk pengertian baru.
Berdasarkan uraian di atas, dalam membaca kritis tidak hanya sekadar memahami isi bacaan tetapi melibatkan emosi pembaca, sehingga pembaca mampu menganalis dan memberikan penilaian. Dalam penerapan peningkatan membaca mahasiswa maupun siswa-siswa diharapkan tidak hanya sekadar memahami isi bacaan tetapi juga mampu menganalisis dan memberikan penilaian. Yang lebih penting dalam kegiatan membaca adalah menangkap pesan atau ide pokok bacaan dengan baik.
Rubin secara jelas menyatakan bahwa keterampilan membaca kritis termasuk ke dalam keterampilan tingkat tinggi sebab tidak hanya menyepakati apa yang ada dalam teks dan terampil menginterpretasi saja tetapi lebih pada tingkat mengevaluasi. Roe dan Ross sepaham dengan pernyataan Rubin tentang membaca kritis beliau menyatakan bahwa: ...that a critical reading skills is a process of querying and evaluating the text which surpasses the skill of interpreting the text literally. Consequently, critical readers have some characteristics that they understand how to ask, analyze, and evaluate. They try to find a cause ofproblem; they are capable of differing between facts and opinions.
Roe dan Ross berpendapat bahwa keterampilan membaca kritis adalah proses penelitian dan evaluasi teks yang tidak hanya sekadar menginterpretasi teks tertulis. Konsekuensi pembaca kritis mempunyai beberapa karakteristik, pembaca mampu memahami dengan bertanya, menganalisis, dan mengevaluasi. Pembaca kritis mencoba memecahkan masalah; juga mampu membedakan antara fakta dan opini-opini.
Kegiatan membaca kritis untuk menulis pada dasarnya merupakan kegiatan membaca untuk mendapatkan informasi yang relevan dan diperlukan untuk tulisan yang akan dikembangkan. Dengan demikian, kegiatan membaca kritis untuk menulis harus dikaitkan dengan informasi seperti apa yang kita masukkan dalam tulisan kita, apakah informasi umum, khusus, atau informasi yang terperinci. Jenis tulisan yang kita baca berisi informasi yang berbeda. Informasi yang kita dapatkan dari tulisan populer, misalnya, berbeda dengan  informasi yang kita dapatkan dari tulisan ilmiah.
Membaca kritis menghendaki kita untuk tidak menerima begitu saja kebenaran informasi yang didapatkan. Kita selalu bersikap skeptis, bertanya terus menerus dan berusaha mencari bukti untuk menguji kebenaran informasi tersebut. Pengujian itu bisa dilakukan dengan mencari informasi pada sumber-sumber yang lain. Oleh karena itu, membaca kritis memerluka ketekunan dan kesabaran.
c.       Tujuan Membaca Kritis
Menurut Agustina (2008:124) membaca kritis adalah membaca yang bertujuan untuk mengetahui fakta-fakta yang terdapat dalam bacaan kemudian memberikan penilaian terhadap fakta itu. Pembaca tidak hanya sekedar menyerap masalah yang ada, tetapi ia bersama-sama penulis berpikir tentang masalah yang dibahas. Membaca kritis berarti harus membaca secara analisis dan dengan penilaian. Dalam membaca kritis pembaca harus terbuka terhadap gagasan orang lain. Pembaca harus mengikuti pikiran penulis secara tepat, akurat dan kritis. Akurat artinya dalam hubungan relevansi, membedakan yang relevan dan yang tidak relevan atau tidak benar. Kritis berarti menerima pikiran penulis dengan dasar yang baik, logis, benar atau menurut realitas. Karena dalam membaca kritis membaca akan menganailis, membandingkan dan menilai.
Selain itu, tujuan membaca kritis adalah sebagai berikut:
1.      Mendalami isi bacaan berdasarkan penilaian yang rasional melalui keterlibatan yang lebih mendalam dengan pikiran penulis yang analisis yang dapat diandalkan.
2.      Menemukan keseluruhan makna bacaan yang dibaca, baik makna baris-baris bacaan, makna antarbaris maupun makna di balik baris.




d.      Manfaat Membaca Kritis
Selain tujuan membaca kritis, adapun manfaat membaca kritis adalah sebagai berikut:
1.      Pemahaman yang mendalam dan keterlibatan yang padu sebagai hasil usaha menganalisis sifat-sifat yang dimiliki oleh bahan bacaan.
2.      Kemampuan mengingat yang lebih kuat sebagai hasil usaha memahami berbagai hubungan yang ada di dalam bahan bacaan itu sendiri dan hubungan antara bahan bacaan itu dengan bacaan lain atau dengan pengalaman membaca Anda.
3.      Kepercayaan terhadap diri sendiri yang mantap untuk memberikan dukungan terhadap berbagai pendapat tentang isi bacaan.

e.       Langkah-Langkah Membaca Kritis
Berikut merupakan langkah-langkah yang digunakan untuk membaca kritis menurut cf. Nurhadi (1987:145-181), yaitu :
1. Mengingat dan mengenali bahan bacaan,
2. Menginterpretasi makna tersirat.
3. Mengaplikasikan konsep-konsep dalam bacaan,
4. Menganalisis isi bacaan.
5. Menilai isi bacaan,
6. Meng-create bacaan atau mencipta bacaan.
Keenam sikap kritis tersebut sejalan dengan ranah kognitif dalam taksonomi Bloom yang sudah direvisi oleh Anderson dan krathwhol (2001:268).
Berkaitan dengan langkah-langkah membaca kritis Soedarso menyatakan bahwa proses membaca kritis dapat dilakukan dengan: mengerti isi bacaan, menguji sumber penulis, ada interaksi antara penulis dan pembaca, dan menerima atau menolak serta mengerti isi bacaan berarti mengenali fakta- faktanya dan menginterpretasikan apa yang dibaca, artinya mengerti benar ide pokoknya, mengetahui fakta dan detail pentingnya, dan dapat membuat kesimpulan serta interpretasi dari ide-ide itu. Menguji sumber penulis maksudnya apakah dapat dipercaya? Cukup akuratkah? Apakah kompeten di bidangnya?
f.       Cara Membaca Kritis
Dalam membaca kritis dikenal tiga cara, yaitu :
1)             Membaca baris, adalah  membaca baris demi baris untuk dapat memahami arti kata-kata setiap baris;
2)             Membaca di antara baris, mempunyai pengertian menganalisis maksud penulis yang sebenarnya;
3)             Membaca diluar baris, bertujuan mengevaluasi dan memahami hal-hal yang perlu diaplikasikan dalam membaca kritis, pembaca akan dapat melakukan kegiatan membaca dalam waktu singkat, namun memperolehi nformasi yang lengkap dan benar setelah membaca.
Di samping itu, keberhasilan dalam membaca kritis sangat perlu berlatih dan berlatih terus, sehingga pembaca akan dapat memperoleh informasi yang benar, baik yang tersurat maupun  tersirat dalam  wacana yang dibacanya. Kesimpulan  sebenarnya terdapat hubungan yang erat antara membaca dan menulis. Pengalaman  membaca yang dimiliki seseorang dapat menentukan kekuatan orang tersebut dalam  menulis. Ilmu pengetahuan biasanya didapat dari hasil membaca, sementara menulis dapat digunakan sebagai media untuk mengekspresikan  ilmu pengetahuan kita dalam  bentuk tulisan. Oleh karena itu, sebaiknya dibiasakan menuangkan kembali apa yang pernah kita baca dalam bentuk tulisan.
g.      Kegiatan Dalam Membaca Kritis
Sebelumnya, untuk dapat melakukan  kegiatan membaca kritis, ada beberapa persyaratan pokok yang perlu dipenuhi, yakni:
1.      Pengetahuan  tentang bidang ilmu yang disajikan dalam bacaan; 
2.      Sikap bertanya dan sikap menilai yang tidak tergesa-gesa;
3.      Penerapan berbagai metode analisis yang logis atau penelitian  ilmiah.

Selanjutnya, adapun kegiatan dalam membaca kritis adalah sebagai berikut:
1.      Membaca Dengan Berpikir
Membaca hendaknya memikirkan persoalan-persoalan atau fakta-fakta yang ditampilkan dalam bacaan serta memikirkan maksud dan tujuan penulis mengemukakan fakta-fakta tersebut. Tujuan pembaca dengan cara berpikir ini supaya pembaca dapat menentukan dan menemukan batasan-batasan dari persoalan-persoalan atau fakta-fakta yang dikemukakan oleh pengarang.
2.       Membaca Dengan Menganalisis
Analisis merupakan kunci membaca kritis. Dengan menganalisis pembaca dapat mengetahui apakah fakta-fakta yang dikemukakan pengarang sungguh di sokong oleh detail-detail yang diberikannya atau tidak. Pembaca selanjutnya dengan cara itu akan mudah untuk memisah-misahkan mana detail-detail yang penting, dan mana yamg tidak penting.
3.      Membaca Dengan Penilaian
Tugas pembaca kritis adalah menilai fakta atau pernyataan yang dapat menyokong gagasan atau ide pokok yang dikemukakan. Pembaca harus dapat menentukan apakah fakta yang dibacanya ada hubungannya satu dengan yang.  Pembaca akhirnya menentukan penilaian terhadap fakta-fakta yang disajikan oleh penulis.
Beberapa fungsi penting dalam kegiatan membaca kritis, yaitu:
a)      Kegiatan  membaca  kritis memunculkan pemahaman yang mendalam dan keterlibatan yang  padu sebagai hasil usaha menganalisis sifat-sifat yang dimiliki oleh bahan bacaan.
b)      Kegiatan membaca kritis dapat merangsang  kemampuan mengingat yang lebih kuat sebagai hasil usaha memahami berbagai hubungan yang ada di dalam bahan bacaan itu sendiri dan hubungan antara bahan bacaan itu dengan bacaan lain atau dengan pengalaman pembaca yang telah didapatkan.
c)      Selain itu, kegiatan  membaca kritis juga dapat meningkatan kepercayaan terhadap diri sendiri yang  mantap untuk  memberikan dukungan  terhadap berbagai pendapat tentang  isi bacaan.

h.      Bahan-Bahan Membaca Kritis
Bahan-bahan yang dibaca secara kritis meliputi hal-hal sebagai berikut:
1.      Esai
2.      Biografi dan autografi
3.      Drama
4.      Kesimpulan-kesimpulan yang berbeda dalam lapangan sejarah, ekonomi, hukum dan politik
5.      Peristiwa-peristiwa yang dijumpai dalam koran, majalah, propaganda dan lain-lain.

i.        Teknik Membaca Kritis

Menurut sudarso (1988:72) ada empat teknik yang dapat digunakan dalam membaca kritis.
1.      Mengerti Isi Bacaan
Mengenali fakta dan menginterprestasikan apa-apa saja yang dibaca dengan kata lain mengerti ide pokok, mengetahui fakta penting dan dapat membuat kesimpulan serta menginterprestasikan ide-ide tersebut. Fakta berguna untuk menambah informasi sedangkan ide bermanfaat untuk menambah pemahaman. Mendapat informasi bertujuan sekedar mengetahui sesuatu itu fakta sebaliknya pemahaman bertujuan mengetahui segalanya tentang fakta.
2.      Menguji Sumber Penulis
Apakah penulis dapat dipercaya?. Kita harus mencari tahu kebenarannya misalnya mengetahui di bidang apa penulis itu berkompeten, dalam hal ini termasuk uji pandangan, tujuan dan asumsi penulis yang terdapat dalam tulisannya untuk membedakan apakah tulisan itu fakta atau opini.
3.      Interaksi Antara Penulis Dengan Pembaca
Pembaca tidak hanya mengetahu maksud penulis tetapi juga membandingkan dengan pengetahuan yang dimilikinya dari penulis-penulis lain. Pembaca juga perlu menilai dan membandingkan isi bacaan dengan pengetahuan yang ada padanya
4.    Terbuka Terhadap Gagasan Penulis
Pembaca hendaknya menghargai pendapat yang dikemukakan oleh penulis kemudian pembaca juga mengevaluasi teknik penulisannya. Akhirnya penulis mempertimbangkan dan mengujinya alasannya dengan alasan yang logis dan interprestasi yang berdasar.

j.        Syarat Pokok dalam Membaca Kritis

Ada beberapa persyaratan pokok menurut cf. Nurhadi (1988), dan Harjasujana dkk. (1988) yang perlu dipenuhi untuk dapat melakukan kegiatan membaca kritis yaitu :
1. Pengetahuan tentang bidang ilmu yang disajikan dalam bacaan.
2. Sikap bertanya dan sikap menilai yang tidak tergesa-gesa.
3. Penerapan berbagai metode analisis yang logis atau penelitian ilmiah.

k.      Ragam Membaca Kritis

Ada berbagai ragam membaca kritis bergantung pada jenis informasi seperti apa yang kita inginkan :
1.      Membaca Cepat Atau sekilas Untuk Mencari Topik
Kadang-kadang kita membaca bukan untuk mencari informasi yang rinci. Kita hanya ingin mengetahui secara umum apa yang dibicarakan dalam tulisan apa yang kita baca. Dalam hal ini, kita tidak perlu memfokuskan perhatian pada bagian-bagian tertentu. Kita bisa membaca tulisan dengan cepat atau secara sekilas dari awal sampai akhir. Dari kegiatan membaca cepat ini kita mendapatkan ide tentang topik tulisan yang kita baca.
2.      Membaca Cepat Untuk Informasi Khusus
Membaca cepat juga bisa dilakukan kalau kita menginginkan informasi khusus dari sebuah tulisan. Perhatian kita hanya tertuju pada bagian-bagian yang kita inginkan. Bagian-bagain yang mengandung informasi yang tidak kita inginkan tidak mendapat perhatian kita.
3.      Membaca Teliti Untuk Informasi Rinci
Kita mungkin juga ingi mendapatka informasi rinci tentang suatu hal. Dalam hal ini, kegiatan membaca difokuskan pada bagian yang mengandung informasi yang ingin kita ketahui secara rinci. Begitu kita sampai pada bagian tersebut, kita membacanya dengan teliti sampai kita benar-benar memahami informasi yang ingin kita dapatkan. Bagian-bagian lain yang tidak kita perlukan tidak perlu dibaca lebih lanjut.

1 komentar:

  1. mntap gan sangat membantu
    mampir juga yah
    http://belajardii.blogspot.com

    BalasHapus