Langkah-langkah
Penelitian
A. Definisi
penelitian
Ada beberapa definisi penelitian yang telah
dikemukakan oleh beberapa ahli, antara lain :
1. Penelitian
adalah investigasi yang sistematis, terkontrol, empiris dan kritis dari suatu proposisi hipotesis mengenai hubungan
tertentu antar fenomena (Kerlinger, 1989: 17-18).
2. Penelitian
merupakan refleksi dari keinginan untuk mengetahui sesuatu berupa fakta-fakta
atau fenomena alam. Perhatian atau pengamatan awal terhadap fakta atau fenomena
merupakan awal dari kegiatan penelitian yang menimbulkan suatu pertanyaan atau
masalah (Indriantoro dan Supomo, 1999: 16).
3. Penelitian
pada dasarnya merupakan penelitian yang sistematis dengan tujuan untuk
memperoleh pengetahuan yang bermanfaat untuk menjawab pertanyaan atau
memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari (Indriantoro dan Supomo, 1999:
16).
B. Persyaratan Penelitian
Tanpa
adanya penelitian, pengetahuan tidak akan bertambah maju padahal pengetahuan
adalah dasar semua tindakan dan usaha. Jadi penelitian sebagai dasar untuk
meningkatkan pengetahuan, harus diadakan agar mengingat pula pencapaian
usaha-usaha manusia.
Ada tiga persyaratan
penting dalam mengadakan kegiatan penelitian ( Suharsimi Arikunto, 2006: 20)
yaitu :
1. Sistematis
Artinya dilaksanakan
menurut pola tertentu, dari yang paling sederhana sampai kompleks sehingga
tercapai tujuan secara efektif dan efisien.
2.
Berencana
Artinya dilaksanakan
dengan adanya unsur kesengajaan dan sebelumnya sudah dipikirkan langkah-langkah
pelaksanaan.
3. Mengikuti
konsep ilmiah
Artinya mulai awal
sampai akhir kegiatan penelitian mengikuti cara-cara yang sudah ditentukan,
yaitu prinsip yang digunakan untuk memperoleh ilmu pengetahuan.
Tahap-tahap
dalam proses penelitian itu teratur secara sistematis. Kita tidak boleh
langsung melakukan tahap tertentu sebelum melewati tahap sebelumnya yang
merupakan prasyarat bagi tahap tersebut. Penelitian selalu dikendalikan oleh
hipotesis-hipotesis sebagai jawaban sementara atas pertanyaan
penelitian. Langkah-langkah penelitian yang diajukan dalam buku menurut
Suharsimi Arikunto (2006: 21-26) yaitu :
1. Memilih
masalah
Masalah
penelitian adalah segala sesuatu yang bertentangan atau berbeda antara
keinginan dengan kenyataan yang dihadapai. Dalam batasan yang sederhana,
masalah bisa diartikan sebagai berikut :
a. Sesuatu
yang belum diketahui (karena sifat kebaruannya) dan menimbulkan rasa ingin
tahu.
b. Segala
bentuk pertanyaan yang perlu dicari jawabannya.
c. Segala
sesuatu yang dipertanyakan.
d. Segala
bentuk hambatan, rintangan, atau kesulitan yang muncul pada sesuatu bidang yang
perlu dihindari atau disingkirkan.
Besar
maupun kecil, sedikit maupun banyak, setiap orang mesti memiliki masalah. Hanya
bedanya, ada masalah yang seketika diatasi, tetapi ada pula yang memerlukan
penelitian. Akan tetapi, ada masalah penelitian yang juga tidak dapat
dipecahkan melalui penelitian karena berbagai sebab, antara lain karena tidak
tersedia datanya.
Memilih
masalah bukanlah pekerjaan yang terlalu mudah terutama bagi orang-orang yang
belum banyak berpengalaman meneliti. Untuk ini diperlukan kepekaan dari calon
peneliti. Apabila sudah berpengalaman meneliti, masalah-masalah ini akan timbul
dalam bentuk keinginan untuk segera dilaksanakan pemenuhannya. Memilih masalah
untuk diteliti karena tidak adanya panduan yang baku. Sekalipun demikian dengan
latihan dan kepekaan ilmiah, pemilihan masalah yang tepat dapat dilakukan.
Bagaimana peneliti
mencari masalah yang akan dikaji, beberapa panduan pokok di bawah ini akan
mempermudah bagi kita menemukan masalah:
a.
Masalah sebaiknya merumuskan
setidak-tidaknya hubungan antar dua variable atau lebih
b.
Masalah harus dinyatakan secara jelas
dan tidak bermakna ganda dan pada umumnya
diformulasikan dalam bentuk kalimat tanya.
c.
Masalah harus dapat diuji dengan
menggunakan metode empiris, yaitu dimungkinkan adanya pengumpulan data yang akan digunakan sebagai
bahan untuk menjawab masalah yang sedang dikaji.
d.
Masalah tidak boleh merepresentasikan
masalah posisi moral dan etika.
2. Studi
pendahuluan
Studi pendahuluan merupakan salah satu langkah yang
dilaksanakan jika kita menginginkan dan melihat variabel, populasi atau sampel
yang ingin diteliti dengan asumsi data yang ada belum memenuhi untuk
kepentingan penelitian.
Walaupun
sudah diperoleh suatu masalah untuk diteliti, sebelum mengadakan penelitian
yang sesungguhnya, peneliti mengadakan suatu studi pendahuluan, yaitu menjajaki
kemungkinan diteruskannya pekerjaan penelitian. Prof.Dr.Winarno Surachmad,
menyebutkan sebagai studi eksploratori. Studi pendahuluan dimaksudkan untuk
mencari informasi yang diperlukan oleh peneliti agar masalah menjadi lebih
jelas kedudukannya.
Alasan Melakukan studi pendahuluan
a. Melihat
proporsi kasus yang akan di teliti.
b. Menentukan
besar sampel penelitian
c. Melakukan
uji validitas instrumen
d. Melakukan
uji reliabilitas instrumen jika intstumen dalam bentuk kuesioner.
e. Menentukan
populasi sasaran
f. Studi
pendahuluan untuk uji coba kuesioner
g. Studi
pendahuluan untuk menentukan besar sampel
Langkah Studi pendahuluan untuk uji coba kuesioner
a. Menyusun
pertanyaan-pertanyaan
b. Memilih
populasi sasaran.
3. Merumuskan
masalah
Apabila
telah diperoleh informasi yang cukup dari studi pendahuluan atau studi
eksploritas, maka masalahnya yang akan diteliti menjadi jelas. Agar penelitian
dapat dilaksanakan sebaik-baiknya, maka peneliti harus merumuskan masalah
sehingga jelas dari mana harus mulai, kemana harus pergi dan dengan menggunakan
apa.
Rumusan
masalah yang merupakan pertanyaan-pertanyaan mengenai obyek empiris yang jelas
batas-batasnya serta dapat diidentifikasikan faktor-faktor yang terkait di
dalamnya. Terdapat
beberapa cara dalam merumuskan masalah, antara lain:
a.
rumusan masalah dirumuskan dalam
bentuk pertanyaan;
b.
rumusan masalah jelas dan padat;
c.
rumusan masalah berisikan implikasi
adanya data untuk memecahkan masalah; dan
d.
rumusan masalah merupakan dasar
dalam membuat hipotesa.
Senada dengan pendapat tersebut di atas Nazir (1988: 143)
mengungkapkan bahwa:
- Masalah biasanya dirumuskan
dalam bentuk pertanyaan
- Rumusan masalah hendaknya
jelas, dan padat
- Rumusan masalah harus berisi
implikasi adanya data untuk memecahkan masalah
- Rumusan masalah harus merupakan
dasar dalam membuat hipotesa
- Masalah harus menjadi dasar
bagi judul penelitian
Lebih lanjut lagi Nazir (1988: 144-145) mengemukakan bahwa
terdapat dua cara dalam memformulasikan masalah. Pertama, dengan cara
menurunkan masalah dari teori yang telah ada. Dan kedua, mengadakan observasi
secara langsung di lapangan. Setelah masalah tersebut diformulasikan maka
langkah selanjutnya adalah membuat tujuan penelitian. Tujuan penelitian merupakan
suatu pernyataan tentang apa yang ingin dicari atau yang indin ditentukan.
Tujuan penelitian di sini haruslah dinyatakan secara lebih spesifik daripada
perumusan masalah. Jika masalah merupakan konsep yang masih abstrak, maka
tujuan penelitian haruslah lebih kongkrit.
4. Merumuskan
anggapan dasar dan hipotesis
Anggapan
dasar adalah sesuatu yang diyakini kebenarannya oleh peneliti yang akan
berfungsi sebagai hal-hal yang dipakai untuk tempat berpijak bagi peneliti di
dalam pelaksanaan penelitian. Anggapan dasar merupakan pikiran yang
memungkinkan kita mengadakan penelitian tentang permasalahan.
Dalam
hal ini peneliti harus dapat memberikan sederetan asumsi yang kuat tentang
kedudukan permasalahan yang sedang diteliti. Asumsi yang harus diberikan
tersebut, diberi nama asumsi dasar atau anggapan dasar. Anggapan dasar ini
merupakan landasan teori di dalam pelaporan hasil penelitian nanti.
Menurut
Prof. Dr. Winarno Surakhmad M.Sc.Ed. Anggapan dasar atau postulat merupakan
sebuah titik tolak pemikiran yang kebenarannya diterima oleh penyelidik, dimana
setiap penyelidik dapat merumuskan postulat yang berbeda. Seorang penyelidik
yang mungkin meragukan sesuatu anggapan dasar yang oleh orang lain diterima
sebagai suatu kebenaran.
Dalam
melakukan penelitian anggapan – anggapan dasar perlu di-rumuskan secara jelas
sebelum melangkah mengumpulkan data. Anggapan- anggapan semacam inilah yang
disebut sebagai anggapan dasar, postulat atau asumsi dasar.
Peneliti perlu
merumuskan anggapan dasar :
a. Agar
ada dasar berpijak yang kokoh bagi masalah yang sedang diteliti
b. Untuk
mempertegas variabel yang menjadi pusat perhatian
c. Guna
menentukan dan merumuskan hipotesis
Hipotesis
merupakan kebenaran sementara yang ditentukan oleh peneliti, tetapi harus
dibuktikan atau diuji kebenarannya. Hipotesis bisa disusun bertolak pada
pengalaman, pengamatan, dan dugaan atau dari hasil penelitian-penelitian yang
dilakukan sebelumnya, maupun dari teori-teori yang sudah terbentuk. Penyusunan
hipotesis, diharapkan bisa memberikan arah tujuan yang tegas bagi penelitian
yaitu berupa arah pemilihan informasi atau fakta-fakta yang relevan yang perlu
dikumpulkan. Dengan kata lain, bisa menghindarkan dari pengumpulan data yang
tak ada hubungannya dengan masalah penelitian.
Hal
yang perlu diperhatikan oleh peneliti adalah ia tidak boleh mempunyai keinginan
kuat agar hipotesisnya terbukti dengan cara mengumpulkan data yang hanya bisa
membantu memenuhi keinginannya atau memanipulasi data sehingga mengarah pada
keterbuktian hipotesis. Penelitian harus bersikap objektif terhadap data yang
terkumpul. Terhadap hipotesis yang sudah dirumuskan, peneliti dapat bersikap
dua hal :
a.
Menerima keputusan seperti apa adanya
seandainya hipotesisnya tidak terbukti ( pada akhir penelitian ).
b.
Mengganti hipotesis seandainya melihat
tanda – tanda bahwa data yang terkumpul tidak mendukung terbuktinya hipotesis (
pada saat penelitian berlangsung ).
5. Memilih
Pendekatan
Memilih
Pendekatan adalah metode atau cara
mengadakan penelitian seperti halnya eksperimen atau non eksperimen. Tetapi disamping
itu juga menunjukan jenis atau tipe penelitian yang diambil, dipandang dari
segi tujuan misalnya eksploratif, deskriptif atau histories. Masih ada lagi
pandangan dari subjek penelitiannya, misalnya populasi atau kasus.
Ada
beberapa alternative pendekatan yang dapat di ambil oleh penelitian alam
membuktikan hipotesis yang telah di rumuskan .jenis pendekatan ini dapat di
tinjau dari segi tehnik sampling timbulnya variabel (eksperimen non-eksperimen
beserta desain-desainya) dan model pertumbuhan pemihan pendekatan ini
tergantaung dari tujuan penelitian waktu dan dana yang tersedia ,tersedianya
subjek penelitian serta minat dan selera penliti.
Studi survei adalah salah satu
pendekatan penelitian yang pada umumnya di gunakan untk pengumpulan data yang luas
dan banyak. Van Dalen mengatakan bahwa survey merupakan bagian dari
studideskrirtif yang bertujuan untuk mencari kedudukan (status)fnomena
(gejalah) dan menentukan kesamaan status. Dengn cara membandingkanya dengan
standar yang sudah di tentukan yang termaksud studi survey.
6. Menentukan
variabel dan sumber data
Langkah
ini menjawab pertanyaan yaitu apa yang akan diteliti dan darimana data
diperoleh. Kedua langkah ini dilaksanakan dalam waktu yang bersamaan. Begitu
peneliti menyebutkan satu macam apa yang akan diteliti, seyogianya langsung
menentukan dari mana data untuk variabel tersebut akan diperoleh. Variabel adalah gejalah yang
bervariasi yang menjadi objek penelitian variabel di bedakan atas kuantitatif
dan kualitatif variabel kualintitatif diklasifikasikan atas:
a.
variabel distrit
b.
variabel kontinum
(ordinal,interval,dan ratio).
Pemisahan ini sangat penting untuk
menentukan tehnik analisis datanya, karena jenis variabel menentukan jenis
data: Dalam penelitian yang dipelajari pengaruh sesuatu treatment, terdapat
variabel penyebab (X) atau variabel bebas (independenvariable) dan variabel
akibat (Y) atau variabel terikat, tergantung atau dependen variabel.
Selanjutnya variabel dapat luas dan dapat pula sempit (tunggal) seorang
peneliti dituntut untuk mampu menjabarkan variabel penelitian karena banyak dan
sempitnya sub-variabel akan menentukan hipotesis, aspek dalam istrumaen banyak ragam data yang dikumpulkan,
selanjutnya akan mencerminkan.halus kasarnya atau luas sempitnya kesimpulan.
Sumber data adalah subjek penelitian
dimana data menempel. Sumber data berupa benda, gerak, manusia, tempat
dan sebagainya. Di tinjau dari wilayah sumber data, maka dibedakan adanya
3 jenis penelitian: yaitu penelitian populasi, penelitian sample, dan
penelitian kasus. Hasil penelitian populasi berlaku bagi populasi hasil
penelitian sample berlaku bagi populasi, sedang hasil penelitian kasus hanya
berlaku bagi kasus itu sendiri.
Oleh karena hasil penelitian sample
berlaku bagi populasi, maka sample yang diambil harus representative, yaitu
mewakili populasi, dalam arti semua ciri-ciri atau karateristik yang ada pada
populasi tercermin pada sample. Mengingat kepentingan ini maka pengambilan
sample harus mengikuti teknik pengambilan sample,yang juga di sebut teknik
sampling meliputi:
1. radom samling
(undian,ordinal menggunakan table bilangan random;
2. stratified sampling;
3. area probaliti samling;
4. propotional sampling
(dikombinasikan dengan stratified/area probabilitisampling;
5. pu posive sampling;
6. Quata sampling;
7. double sampling.
7. Menentukan
dan menyusun instrumen penelitian
Setelah
peneliti mengetahui dengan pasti apa yang akan diteliti dan dari mana data bisa
diperoleh, maka langkah yang segera diambil adalah menentukan dengan apa data
akan dikumpulkan. Instrumen ini sangat tergantung dari jenis data dan dari mana
diperoleh.
Metode
penelitian adalah cara yang dipakai dalam mengumpulkan data, sedangkan istrumen
adalah alat bantu yang digunakan dalam mengumpulkan data itu. Metode
pengumpulan data: tes, angket atau kueasionel, observasi wawancara, skala
bertingkat, deklu mentasi. Istrumen penelitian :angket, tes, skala bertingkat,
pedoman wawancara,pedoman observasi,check-list.
Penentuan metode pengumpulan data
ditentukan oleh variabel, sample, lokasi pelaksana, biaya, dan waktu. Agar
dalam meneliti diperoleh kesimpulan yang benar.maka data harus bener-benar
.untuk itu di perlukan instrument yang baik ,yakni valid dan reliable. Maka
pengadaanya harus melalui prosedur, pelaksanaan, penilisan item, penyuntikan,
uji coba dan revisi.
Instrumen
penelitian adalah alat atau perangkat penelitian yang berungsi untuk membantu
proses perolehan data bahan penelitian, mencatat atau merekam hasil perolehan,
maupun untuk membantu proses pengolahan dan analisa data.
Pada
era informasi, dengan telah memasyarakatnya Teknologi Informasi, sebagian
besar atau hampir semua Instrumen penelitian selalu berbasis komputer,
termasuk jaringan komunikasi, dan, multimedia. Barangkali dikarenakan mereka
mampu menghasilkan bukti yang lebih akurat, lebih praktis, proses yang lebih
cepat, operasi yang lebih mudah, dan tentu saja beaya yang lebih murah. Berbeda
dengan perangkat yang berfungsi sebagai obyek sumber data yang tinggal memilih
dari perangkat-perangkat yang sudah tersedia, instrumen penelitian ini adalah
perangkat yang harus dirancang dan didesain khusus sesuai dengan kebutuhan,
sehingga unjuk kerjanya dapat disesuaikan dengan kebutuhan.
8. Mengumpulkan
data
Mengumpulkan
data adalah pekerjaan yang sukar, karena apabila diperoleh data yang salah,
tentu saja kesimpulannya pun salah pula, dan hasil penelitiannya menjadi palsu.
Mengamati bukanlah sekadar
atau mempehatikan benda. Kejadian atau pengamatan lewat mata menggunakan
teknik interviuw tes atau kuesioner, juga digolongkan sebagai pengamatan, jadi
pengumpulan data adalah mengamatan variabel yang akan diteliti dengan metode
interviuw, tes, observasi, kuesioner, dan sebagainya.
Dengan metode apapun, pengumpulan
data harus dilatih terlebih dahulu agar di peroleh data yang sesuai dengan
harapan, yang penting bagi peneliti adalah bahwa metode tersebut dilaksanakan
secara objek tidah dipengaruhi oleh keinginan pengamatan. Secara umum maka
latihan mengadakan pungumpulan data baik kuesioner, interviuw, maupun observasi
dilaksanakan dalam dua tahap:
a.
tahap pertama: memahami dan
mempelajari instrument dan memahami bagaimana menggunakannya.
b.
Tahap kedua: latiahan atau praktek
dengan mencoba melakukanya.
9. Analisis
Data
Tugas
menganalisis data tidak seberat mengumpulkan data, baik tenaga maupun pertanggungjawaban.
Akan tetapi menganalisis data pertumbuhan ketekunan dan pengertian terhadap
jenis data, jenis data akan menuntut teknik analisis data.
Langkah –langkah dalam analisis data
adalah:
1.
Persiapan : mengecek nama,
isian, macam data.
2.
Tabulasi : memberi skor,
memberi kode, mengubah jenis data, coding dalam coding form.
3.
Penetapan data sesuai dengan
pendekatan.
Dalam
analisis data terdapat 3 jenis penelitian :
a.
Penelitian deskripsi : pesentase
dan komparansi dengan kriteria yang telah ditentukan
b.
Penelitian komparasi : dengan berbagai teknik korelasi sesuai
dengan jenis data.
c.
penelitian eksperimen: di uji hasilnya dengan test.
10. Menarik
Kesimpulan
Langkah
ini sebenarnya sudah merupakan langkah terakhir dari kegiatan penelitian.
Pekerjaan meneliti telah selesai, dan peneliti tinggal mengambil konklusi dari
hasil pengolahan data dicocokan dengan hipotesis yang telah dirumuskan.
Sesuaikan data yang dikumpulkan dengan hipotesis atau dugaan peneliti
sebelumnya.
Kesimpulan penelitian harus dibuat
berdasarkan data yang diperoleh dan harus sinkron dengan problematik dan
hipotesis. Kesimpulan yang dibuat atau dari penalitian non-statistik didasarkan
atas kriteria atau standar yang telah ditentukan, sedangkan kesimpulan yang
diambil dari penelitian statistic untuk menganalisis datanya, didasarkan atas
harga kritis yang terletak didalam tabel. Untuk berkonsultasi dengan tabel maka
hal-hal yang harus diperhatikan adalah:
a.
besarnya taraf signifikasi (t.s 5%
atau t.s 1%),
b.
derajat kebebasan (tergantung dari
teknik analisis yang digunakan
c.
perumusan satu satu arah atau dua
arah (tergantung).
11. Menulis
Laporan
Kegiatan
penelitian menuntut agar hasilnya disusun, ditulis serta prosedurnya pun
diketahui orang lain pula sehingga dapat mengecek kebenaran pekerjaan penelitian
tersebut. Membuat
laporan penelitian merupakan langkah terakhir dari serentetan kegiatan
penelitian. Laporan penelitian sangat penting artinya bagi kemajuan ilmu
pengetahuan karena orang menjadi tahu apa yang telah dilakukan orang.
Untuk dapat dipahami pembaca, maka
penulis laporan harus mengikuti aturan dan format yang umum. Lebih baik lagi
dan saat ini lazim dibuat sebelum bab 1 disajikan abstrak atau ringkasan dari
kerja peneliti.
Berbeda
dengan Sudjana (1991) yang menyebutkan
lima langkah penelitian.
1.
Konseptualiasasi masalah penelitian
sehingga jelas rumusan masalahnya, jelas ruang lingkupnya dan jelas batasan
konsep dan batasan operasional.
Konsep
dibutuhkan dalam penelitian untuk memahami dan mengkomunikasikan informasi
mengenai suatu objek. Konsep adalah sekumpulan arti atau karakteristisk yang
berhubungan dengan kejadian, objek, kondisi, atau situasi tersebut (Emory dan
Cooper). Menurut Rusidi (1997), konsep adalah istilah singkat untuk menyatakan
(abstraksi) realita atau fenomena. Di dalam konsep terkandung batasan-batasan
arti (definisi) dari penamaan golongan, kategori dan klasifikasi. Jika konsep
ini ditelaah sampai mendasar maka akan sampai pada istilah variabel.
Keberhasilan
penelitian tergantung pada (1) seberapa jelas kita melakukan konseptualisasi
dan (2) seberapa jelas pihak lain memahami konsep yang kita gunakan. Misalkan,
kita akan melakukan survai mengenai penghasilan para profesional muda dengan
kuisoner. Penelitian tidak akan berhasil kalau konsep penghasilan yang kita maksud
tidak jelas atau tidak dimengerti oleh reponden, misalnya tidak jelas apakah
penghasilan per bulan, apakah gaji tetap saja atau termasuk pendapatan
sampingan, pendapatan bersih atau kotor, dan sebagainya. Selain itu, konsep
profesional muda juga harus didefisniskan dengan jelas atau eksplisit sehingga
pihak lain mempuntai persepsi dan konsepsi yang sama dengan pihak peneliti.
Permasalahan dapat diidentifikasikan sebagai kesenjangan antara fakta dengan
harapan, antara tren perkembangan dengan keinginan pengembangan, antara
kenyataan dengan ide.
Telah dikatakan
sebelumnya bahwa untuk melakukan penelitian itu berawal dari sebuah masalah
yang harus dicari jalan keluarnya, masalah tersebut membutuhkan sebuah
penelitian untuk menemukan jawabannya. Tetapi, jawaban sebuah masalah yang ada
harus berdasarkan fakta yang ada, kemudian penelitian tersebut dilakukan secara
logis dan empiris. Adanya jawaban dari sebuah masalah didapatkan melalui
penelitian dengan langkah-langkah tertentu. langkah-langkah penelitian tersebut
antara lain :
v Identifikasi,
pemilihan dan perumusan masalah
v Penelaahan
kepustakaan
v Penyusunan
hipotesis
v Identifikasi,
klasifikasi, dan pemberian definisi operasional variabel-variabel
v Pemilihan atau pengembangan alat-alat
pengambilan data
v Penyusunan
rancangan penelitian
v Penentuan
sampel
v Pengumpulan
data
v Pemecahan
dan analisis data
v Interpretasi
hasil analisis
v Penyusunan laporan
Langkah-langkah penelitian di atas harus dilakukan secara berurutan atau runtut, agar mudah dalam memecahkan masalahnya. Karena apabila terdapat kesalahan dalam salah satu langka-langkah penelitian di atas, maka dapat mudah dilihat langkah apa yang harus diperbaiki dan apa penyebab kesalahan tersebut.
2. Berpikir
rasional dan mengkaji teori, postulat yang berkenaan dengan masalah penelitian
untuk mengajukan hipotesisi penelitian.
Berfikir rasional
adalah berfikir menggunakan nalar atas dasar data yang ada untuk mencari
kebenaran faktual, kegunaan dan derajat kepentingannya.
Berfikir rasional dipakai bila kita ingin maju, ingin mempelajari ilmu. Juga amat perlu bila kita bekerja untuk kepentingan orang banyak, masalah publik, dimana berhadapan dengan bermacam macam orang, tradisi dan kepercayaan, maka kita bakal punya alasan obyektif yang bisa ditunjukkan kepada orang banyak (transparansi), punya alat bukti, punya referensi, bisa diperdebatkan (argumentasi yang logik dan relevan) serta bisa dibandingkan karena punya alat ukur. Hal hal yang emosional tidaklah demikian. Berfikir rasional lawannya adalah berfikir emosional.
Berfikir rasional dipakai bila kita ingin maju, ingin mempelajari ilmu. Juga amat perlu bila kita bekerja untuk kepentingan orang banyak, masalah publik, dimana berhadapan dengan bermacam macam orang, tradisi dan kepercayaan, maka kita bakal punya alasan obyektif yang bisa ditunjukkan kepada orang banyak (transparansi), punya alat bukti, punya referensi, bisa diperdebatkan (argumentasi yang logik dan relevan) serta bisa dibandingkan karena punya alat ukur. Hal hal yang emosional tidaklah demikian. Berfikir rasional lawannya adalah berfikir emosional.
Berfikir
emosional berguna untuk mendapat rasa senang. Bahagia dan kepuasan
pribadi, yang didasari selera. Tolok ukur selera berbeda pada setiap orang,
sesuai tingkat senang dan tidak senangnya seseorang, itu artinya tidak
universal. Berfikir emosional menjadi dasar ikatan-ikatan emosional, dan
tindakan tindakan emosional. Tetapi sukar dimengerti orang lain. Disini tidak
perlu ada fakta atau sesuai fakta, atau pembuktian, cukup dugaan, simbol, atau
rekayasa atau fantasi yang keluar dari rasa senang tidak senang, suka tidak
suka, benci, sayang, penghormatan, percaya, kagum, respect, persahabatan,
kekeluargaan dll. Misalnya si A bisa begitu cinta (=emosional) kepada seseorang
atau suatu ajaran tetapi orang lain tidak habis pikir mengapa dia bisa begitu
tergila gila dengan orang itu atau ajaran itu.
Cara berfikir
spiritual, yang keluar dari keinginan tahu, kagum, juga sangat penting untuk
menimbulkan inspirasi, motive dll. Berfikir spiritual, filosofis merupakan
kegiatan awal, untuk dijabarkan lebih lanjut melalui pola fikir rasional maupun
emosional. Hanya saja bila motive dan rencana itu berhubungan dengan
kepentingan publik atau akan dijalankan diranah publik maka perlu pertimbangan
lain yang rasional. (Berfikir spiritual dalam pembicaraan disini, saya jadikan
satu dengan yang emosional, karena sama sama tidak harus ada data faktual atau
pembuktian).
3. Pengumpulan
data di lapangan untuk keperluan pemecahan masalah penelitian.
Pengumpulan data
merupakan salah satu tahapan sangat penting dalam penelitian. Teknik pengumpulan
data yang benar akan menghasilkan data yang memiliki kredibilitas tinggi, dan
sebaliknya. Oleh karena itu, tahap ini tidak boleh salah dan harus dilakukan
dengan cermat sesuai prosedur dan ciri-ciri penelitian kualitatif (sebagaimana
telah dibahas pada materi sebelumnya). Sebab, kesalahan atau ketidaksempurnaan
dalam metode pengumpulan data akan berakibat fatal, yakni berupa data yang
tidak credible, sehingga hasil penelitiannya tidak bisa
dipertanggungjawabkan. Hasil penelitian demikian sangat berbahaya, lebih-lebih
jika dipakai sebagai dasar pertimbangan untuk mengambil kebijakan publik.
Misalnya, jika
peneliti ingin memperoleh informasi mengenai persepsi guru terhadap kurikulum
yang baru, maka teknik yang dipakai ialah wawancara, bukan observasi. Sedangkan
jika peneliti ingin mengetahui bagaimana guru menciptakan suasana kelas yang
hidup, maka teknik yang dipakai adalah observasi. Begitu juga jika, ingin
diketahui mengenai kompetensi siswa dalam matapelajaran tertentu, maka teknik
yang dipakai adalah tes, atau bisa juga dokumen berupa hasil ujian. Dengan
demikian, informasi yang ingin diperoleh menentukan jenis teknik yang dipakai
(materials determine a means). Itu pun masih ditambah dengan kecakapan peneliti
menggunakan teknik-teknik tersebut. Bisa saja terjadi karena belum berpegalaman
atau belum memiliki pengetahuan yang memadai, peneliti tidak berhasil menggali
informasi yang dalam, sebagaimana karakteristik data dalam penelitian
kualitatif, karena kurang cakap menggunakan teknik tersebut, walaupun teknik
yang dipilih sudah tepat. Solusinya terus belajar dan membaca hasil-hasil
penelitian sebelumnya yang sejenis akan sangat membantu menambah kecakapan
peneliti.
Penggunaan
istilah ‘data’ sebenarnya meminjam istilah yang lazim dipakai dalam metode
penelitian kuantitatif yang biasanya berupa tabel angka. Namun, di dalam metode
penelitian kualitatif yang dimaksudkan dengan data adalah segala informasi baik
lisan maupun tulis, bahkan bisa berupa gambar atau foto, yang berkontribusi
untuk menjawab masalah penelitian sebagaimana dinyatakan di dalam rumusan
masalah atau fokus penelitian.
Di dalam metode
penelitian kualitatif, lazimnya data dikumpulkan dengan beberapa teknik
pengumpulan data kualitatif, yaitu; 1). wawancara, 2). observasi, 3).
dokumentasi, dan 4). diskusi terfokus (Focus Group Discussion). Sebelum
masing-masing teknik tersebut diuraikan secara rinci, perlu ditegaskan di sini
bahwa hal sangat penting yang harus dipahami oleh setiap peneliti adalah
alasan mengapa masing-masing teknik tersebut dipakai, untuk memperoleh
informasi apa, dan pada bagian fokus masalah mana yang memerlukan teknik
wawancara, mana yang memerlukan teknik observasi, mana yang harus kedua-duanya
dilakukan, dst. Pilihan teknik sangat tergantung pada jenis informasi yang diperoleh.
4. Analisis
data dan menguji hipotesis.
Pekerjaan
paling berat yang dilakukan peneliti setelah data terkumpul adalah analisis
data. Analisis data merupakan bagian sangat penting dalam penelitian, karena
dari analisis ini akan diperoleh temuan, baik temuan substantif maupun formal.
Selain itu, analisis data kualitatif sangat sulit karena tidak ada pedoman
baku, tidak berproses secara linier, dan tidak ada aturan-aturan yang
sistematis.
Pada
hakikatnya analisis data adalah sebuah kegiatan untuk mengatur, mengurutkan,
mengelompokkan, memberi kode atau tanda, dan mengkategorikannya sehingga
diperoleh suatu temuan berdasarkan fokus atau masalah yang ingin dijawab.
Melalui serangkaian aktivitas tersebut, data kualitatif yang biasanya
berserakan dan bertumpuk-tumpuk bisa disederhanakan untuk akhirnya bisa
dipahami dengan mudah.
Hipotesis merupakan jawaban
sementara atas masalah peneliti yang secara rasional dideduksi dari teori.
Tujuan pengujian hipotesis adalah untuk menentukan apakah jawaban teoritis yang
terkandung dalam pernyataan hipotesis didukung oleh fakta yang dikumpulkan dan
dianalisis dalam proses pengujian data.
Dalam
pengujian hipotesis beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah:
1. Estimasi dan Probabilitas
Pengujian hipotesis dengan menggunakan data sampel merupakan
pembuatan keputusan melalui proses inferensi yang memerlukat akurasi peneliti
dalam melakukan estimasi. Proses inferensi dapat dilakukan melalui
estimasi nilai parameter populasi atau membuat keputusan mengenai nilai parameter.
2. Kriteria Keputusan
Kriteria Keputusan bisa dilihat dari
tingkat signifikasi yaitu tingkat probabilitas yang ditentukan oleh peneliti
untuk membuat keputusan menolak atau mendukung hipotesis. Tingkat
keyakinan adalah tingkat probabilitas yang ditetapkan oleh peneliti bahwa
statistik sampel dapat mengestimasi parameter populasi secara akurat.
Tingkat signifikasi menunjukkan probabilitas kesalahan yang dibuat peneliti
untuk menolak atau mendukung hipotesis.
Tingkat signifikansi 0,05 artinya
adalah keputusan menolak atau mendukung suatu hipotesis mempunyai probabilitas
kesalahan sebesar lima persen
3. Hipotesis Nol dan Hipotesis
Alternatif.
Hipotesis nol adalah hipotesis yang
menyatakan status Quo tujuannya adalah memberikan kemungkinan
adanya perbedaan ekspektasi peneliti dengan fenomena yang terjadi.
Hipotesa
alternative menunjukkan ekspektasi peneliti terhadap fenomena yang terjadi atau
dugaan sementara peneliti terhadap fenomena yang terjadi.
4. Kesalahan tipe satu dan kesalahan tipe II
a. Kesalahan Tipe I
Kesalahan peneliti karena menolak
hipotesa nol padahal hipotesa nol adalah benar. Contohnya: menghukum orang yang tidak
bersalah. Kesalahan tipe I diberi symbol alpha:
b. Kesalahan tipe II
Keputusan peneliti mendukung
hipotesa nol padahal hipotesa nol adalah salah. Contohnya: melepaskan
orang yang bersalah. Kesalahan tipe II diberi symbol beta:
Kesalahan
tipe I dan II dapat dikurangi dengan menambah jumlah sample. kesalaha
tipe I lebih serius dibandingkan dengan kesalah tipe II. Oleh karena itu
keputusan yang digunakan peneliti dalam pengujian hipotesis lebih ditekankan
pada penetapan tingkat signifikansi daripada beta.
5. Kesimpulan
penelitian
Kesimpulan
berasal dari fakta-fakta atau hubungan yang logis. Pada umumnya kesimpulan
terdiri atas kesimpulan utama dan kesimpulan tambahan. Kesimpulan utama adalah
yang berhubungan langsung dengan permasalahan. Dengan demikian, kesimpulan
utama harus bertalian dengan pokok permasalahan dan dilengkapi oleh
bukti-bukti.
Pada
kesimpulan tambahan, penulis tidak mengaitkan pada kesimpulan utama, tetapi
tetap menunjukkan fakta-fakta yang mendasarinya. Dengan sendirinya, penulis
tidak dibenarkan menarik kesimpulan yang merupakan hal-hal baru, lebih-lebih
jika dilakukan pada kesimpulan utama. Jika penulis bermaksud menyertakan data
atau informasi baru maka hendaknya dikonsentrasikan pada bab-bab uraian dan
bukannya pada kesimpulan.
Berikan
kesimpulan dari hipotesa. Nyatakan dua atau tiga kesimpulan yang mungkin
diperoleh. Berikan implikasi dari kesimpulan. Jelaskan beberapa implikasi dari
produk hipotesa dengan memberikan beberapa inferensi.
Pada
tulisan ilmiah dari hasil penelitian yang memerlukan hipotesis, maka pada
kesimpulan utamanya harus dijelaskan apakah hipotesis yang diajukan
memperlihatkan kebenaran atau tidak. Kesimpulan utama pada tulisan ilmiah dari
hasil penelitian yang memerlukan hipotesis tidaklah sedetil kesimpulan yang
terdapat pada bab analisis.
Sebaliknya,
pada tulisan ilmiah dari hasil penelitian yang tidak memerlukan hipotesis, maka
kesimpulan merupakan uraian tentang jawaban penulis atas pertanyaan yang
diajukan pada bab pendahuluan.
Adapun
langkah-langkah dalam menyusun kesimpulan :
1.
Penulis
menguraikan garis besar permasalahan dankemudian memberi ringkasan tentang
segala sesuatu yang telah diuraikan pada bab-babsebelumnya.
2.
Penulis
harus menghubungkan setiap kelompok data dengan permasalahan untuk sampai pada
kesimpulan tertentu.
3.
Dalam
menyusun kesimpulan adalah menjelaskan mengenai arti dan akibat-akibat tertentu
dari kesimpulan-kesimpulan itu secara teoritik maupun praktis.
How to Play Baccarat | FEBCASINO
BalasHapusLearn 인카지노 how to play Baccarat on FEBCASINO, deccasino the online casino and poker room. Learn everything you need to know 바카라 to play Baccarat at the best online