Kamis, 31 Mei 2012

PENGERTIAN BERPIDATO


PENGERTIAN BERPIDATO

OLEH
SITTI AISYAH
1111040047

A.    Pengertian Berpidato
Berpidato adalah sebuah kegiatan berbicara di depan umum atau ber-orasi guna menyatakan pendapatnya,memberikan gambaran tentang suatu hal, mempermudah komunikasi antara atasan dan bawahan, serta mempermudah komunikasi antar sesame anggota organisasi. Pidato biasanya dibawakan oleh 1 orang lalu memberikan orasi - orasi dan pernyataan tentang suatu hal atau peristiwa yang penting dan patut dibincangkan. Pidato adalah salah satu teori dari pelajaran bahasa Indonesia. Pidato juga dapat diartikan sebagai ucapan dengan susunan yang baik untuk disampaikan kepada orang banyak. Pidato yang baik dapat memberikan suatu kesan positif bagi orang-orang yang mendengar pidato tersebut. Kemampuan berpidato atau berbicara yang baik di depan publik / umum dapat membantu untuk mencapai jenjang karir yang baik. Selain itu, Pidato juga didefinisikan suatu bentuk perbuatan berbicara di depan umum atau orang dalam situasi tertentu, untuk tujuan tertentu dan kepada pendengar yang tertentu pula. Contoh pidato yaitu seperti pidato kenegaraan, pidato menyambut hari besar, pidato pembangkit semangat, pidato sambutan acara atau event, dan lain sebagainya.
Peranan pidato dalam menyampaikan ide/informasi secara lisan kepada kelompok massa merupakan aktivitas yang sangat penting, baik pada masa lalu maupun pada masa mendatang. Seseorang yang sudah mahir berbicara di depan umum akan dengan mudah menguasai massa dan menawarkan ide-idenya agar dapat diterima orang lain.
Presiden pertama RI, Soekarno, dengan kemahirannya berpidato mampu menarik minat pendengar dalam jumlah yang luar biasa besarnya. Dengan kepintarannya, beliau sanggup mempersatukan orang Indonesia yang beraneka ragam budaya, suku, dan agama. Lebih dari itu, beliau sanggup menghimpun kekuatan yang mahadasyat untuk mengusir penjajah dari bumi Nusantara.
Kenyataan menunjukkan seorang siswa yang mahir berbicara di depan umum cenderung memiliki relasi yang luas dengan temantemannya di kelas, sekolah atau masyarakat. Sebaliknya, seorang siswa yang “pendiam” cenderung terbatas pergaulannya.
Pidato umumnya melakukan satu atau beberapa hal berikut ini :
1.      Menyampaikan informasi atau pemahan kepada orang lain (informatif)
2.      Menghibur atau menyenangkan hati pendengar sehingga orang lain senang dan puas dengan ucapan yang kita sampaikan (rekreatif)
3.      Meyakinkan pendengar (Argumentatif)
4.      Membujuk atau mempengaruhi pendengar (Persuasif).
Berdasarkan pada sifat dari isi pidato, pidato dapat dibedakan menjadi :
1.      Pidato Pembukaan, adalah pidato singkat yang dibawakan oleh pembaca acara atau mc.
2.      Pidato pengarahan adalah pdato untuk mengarahkan pada suatu pertemuan.
3.      Pidato Sambutan, yaitu merupakan pidato yang disampaikan pada suatu acara  kegiatan atau peristiwa tertentu yang dapat dilakukan oleh beberapa orang dengan waktu yang terbatas secara bergantian.
4. Pidato Peresmian, adalah pidato yang dilakukan oleh orang yang berpengaruh untuk meresmikan sesuatu.
5.  Pidato Laporan, yakni pidato yang isinya adalah melaporkan suatu tugas atau kegiatan.
6. Pidato Pertanggungjawaban, adalah pidato yang berisi suatu laporan pertanggungjawaban.
Ada beberapa hal penting yang harus anda perhatikan jika anda akan berpidato atau berbicara didepan umum agar tidak minder (nervous) diantaranya:
1.      Fokus pada materi yang akan anda bicarakan
2.   Menguasai materi
3.   Tidak perlu intermezo dll , kecuali jika perlu
Dalam berpidato atau tampil bebicara di depan umum Teks Pidato atau Naskah pidato penting untuk menunjang kelancaran dalam menyampaikan materi pidato. Untuk membuat naskah pidato/teks pidato perhatikan 3 langkah sederhana dibawah ini :
1.      Pembukaan
2.      Isi Pidato
3.      Penutup
1.      .Pembukaan
Dalm pidato, Pembukaan seperti ucapan salam menjadi keharusan bagi orang yang akan berpidato baik pidato itu resmi maupun pidato tidak resmi, seperti :
1. Ucapan Salam Pada Hadirin (mereka yang hadir)
2. Mengucapkan rasa syukur pada hadirat allah Swt
3. Memberikan sapaan/penghormatan pada hadirin yang dianggap sepuh (dituakan)
4. Kemudian sapaan pada hadirin semua
2.  Isi Pidato
Ketika kita akan menyampaikan sebuah pidato, kita mesti bisa berbicara dengan menggunakan bahasa yang sesuai dengan bahasa dan pola pikir orang-orang yang hadir dalam pidato kita. Gunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh sebagian besar para pendengar, jangan menggunakan istilah asing jika para penddengar pidato kita kurang bisa mengerti dan memahami artinya. Karena harus kita sadari, salah satu fungsi terpenting dari sebuah pidato adalah kita bisa menyampaikan segala tujuan dan maksud dari apa-apa yang kita ucapkan tersebut, yang tersirat maupun yang tersurat.
3.  Penutup pidato
Untuk mengakhiri sebuah pidato yang baik, ucapan terima kasih serta penghargaan dan penghormatan kepada para hadirin jangan sampai kita lupakan. Akhiri pidato kita seperti ketika kita mengawalinya. Ucapan syukur dan mengagungkan keagungan Allah Azza Wa Jalla, kita jadikan sebagai akhir dan selesainya kita berpidato.

B.     Kritria Berpidato yang Baik
Setiap orang yang berpidato pasti berusaha dan berharap agar pidato yang disampaikan dinilai oleh pendengarnya sebagai pidato yang baik. Pidato yang baik ditandai oleh kriteria, yakni:
 (1)  isi sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai serta kegiatan yang sedang berlangsung,
(2)   kandungan isi bersifat menggugah dan memiliki manfaat bagi pendengar, (3)    substansi isi tidak menimbulkan pertentangan SARA,
(4)    gagasan dikemas secara jelas, benar, dan objektif,
(5)    bahasa yang digunakan mudah dipahami,
(6)    disampaikan secara santun, etis, rendah hati, komunikatif, dan familiar.
Ada sembilang hal yang mencirikan suatu pidato yang baik yakni, sakli, jelas, hidup, memiliki tujuan yang jelas, bergaya klimas, dibatasi, mengejutkan, memiliki pengulangan dan mengandung humor.
1.      Pidato yang saklik
Pidato yang saklik apabila memiliki objektivitas dan unsur-unsur yang mengandung kebenaran. Saklik juga berarti bahwa ada hubungan yang serasi antara isi pidato dan formulasinya, sehingga indah kedengarannya, tetapi bukan berarti dihiasi dengan gaya bahasa yang berlebih-lebihan. Akhirnya saklik juga berarti ada hubungan yang jelas antara pembeberan masalah dengan fakta dan pendapat atau penilaian pribadi.
2.      Pidato yang jelas
Ketentuan sejak zaman kuno menyatakan bahwa pembicaraan harus mengungkapkan pikirannya sedemikian rupa, sehingga tidak hanya sedapat mungkin isinya dapat dimengerti. Oleh karena itu pembicara harus memilih ungkapan dan susunan kalimat yang tepat dan jelas untuk menghindari salah pengertian.
3.      Pidato yang hidup
Sebuah pidato yang bagus harus hidup. Untuk menghidupkan pidato dapat digunakan gambar, cerita pendek atau kejadian-kejadian yang relevan sehingga memancing perhatian pendengar. Pidato yang hidup dan menarik umumnya diawali dengan ilustrasi, sesudah itu ditampilkan pengertian-pengertian abstrak atau defenisi.
4.      Pidato yang memiliki tujuan
Setiap pidato harus memilki tujuan, yaitu apa yang mau dicapai. Tujuan ini harus dirumuskan dalam satu dua pikiran pokok. Dalam membawakan pidato, tujuan ini hendaknya sering diulang dalam rumusan yang berbeda, supaya pendengar tidak kehilangan benang merah selama mendengar pidato. Kalimat-kalimat yang merupakan tujuan dan kalimat pada bagian penutup pidato harus dirumuskan secara singkat, jelas tapi padat. Dalam suatu pidato tidak boleh disodorkan terlalu banyak tujuan dan pikiran pokok, lebih baik disodorkan satu pikiran dan tujuan yang jelas sehingga mudah diingat, daripada sepuluh pikiran yang tidak jelas sehingga mudah dilupakan.
5.      Pidato yang memiliki klimaks
Suatu pidato yang hanya membeberkan kejadian demi kejadian atau kenyataan demi kenyataan, akan sangat membosankan. Oleh karena itu sebaiknya kenyataan atau kejadian-kejadian itu dikemukakan dalam gaya bahasa klimaks. Berusahalah menciptakan titik-titik puncak dalam pidato untuk memperbesar ketegangan dan rasa ingin tahu pendengar. Selama masa persiapan, titik-titik puncak harus dirumuskan sebaik dan sejelas mungkin.
Hal yang perlu diperhatikan adalah bahwa klimaks itu harus muncul secara organis dari dalam pidato itu sendiri dan bukan karena mengharapkan tepukan tangan yang riuh dari para pendengar. Klimaks yang dirumuskan dan ditampilkan secara tepat akan memberikan bobot kepada pidato. Usahakan supaya ketegangan dan rasa ingin tahu pendengar diciptakan di antara pembkaan dan penutup pidato.
6.      Pidato yang memiliki pengulangan
Pengulangan atau redundans itu penting, karena dapat memperkuat isi pidato dan memperjelas pengertian pendengar. Pengulangan itu jiga menyebabkan pokok-pokok pidato segera dilupakan. Suatu pengulangan yang dirumuskan secara baik akan member efek yang besar dalam ingatan para pendengar. Tetapi perlu diperhatikan bahwa yang dimaksud terutama adalah pengulangan isi pesan dan bukan rumusan. Ini berarti isi dan arti tetap sama, akan tetapi dirumuskan dengan mempergunakan bahasa yang berbeda. Masalahnya tetap sama, hanya member pakaian yang baru dan menarik.
7.      Pidato yang berisi hal-hal mengejutkan
Sesuatu itu mengejutkan karena itu mungkin belum pernah ada dan terjadi sebelumnya atau karena meskipun masalahnya biasa dan terkenal, tetapi ditempatkan di dalam konteks atau relasi yang baru dan menarik. Munculkan hal-hal yang mengejitkan dalam pidato berarti menciptakan hubungan yang baru dan menarik antara kenyataan-kenyataan yang dalam situasi biasa tidak dapat dilihat. Hal-hal yang mengejutkan itu dapat menimbulkan ketegangan yang menarik dan rasa ingin tahu yang besar, tetapi tidak dimaksudkan sebagai sensasi.
8.      Pidato yang dibatasi
Orang tidak boleh membeberkan segala soal atau masalah dalam suatu pidato. Oleh karena itu pidato harus dibatasi pada satu atau dua soal yang tertutup saja. Pidato yang isinya terlalu luas akan menjadi dangkal.
9.      Pidato yang mengandung humor
Humor dalam pidato itu perlu, hanya saja tidak boleh terlalu banyak, sehingga member kesan bahwa pembicaraan tidak bersungguh-sungguh. Humor itu dapat menghidupkan pidato dan member kesan yang tak terlupakan pada para pendengar. Humor dapat juga menyegarkan pikiran pendengar, sehingga mencurahkan perhatian yang lebih besar kepada pidato selanjutnya.

Skema susunan suatu pidato yang baik :
1.   Pembukaan dengan salam pembuka
2.   Pendahuluan yang sedikit menggambarkan isi
3.  Isi atau materi pidato secara sistematis : maksud, tujuan, sasaran, rencana, langkah, dll.
4.   Penutup (kesimpulan, harapan, pesan, salam penutup, dll).

Contoh Pidato 1

Yang terhormat Bapak Kepala Sekolah, Bapak dan Ibu Guru, serta teman-teman yang saya cintai.
Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas segala rahmat-Nya pada hari ini kita dapat berkumpul bersama guna mengadakan acara perpisahan sekolah.
Para hadirin yang saya hormati, ijinkan saya mewakili teman-teman untuk menyampaikan sepatah dua patah kata dalam rangka perpisahan ini.
Selama bersekolah, kami sebagai siswa sangat bangga dan berterima kasih dengan semua guru yang telah mengajar di sekolah ini, yang dengan sangat baik, tidak pernah pilih kasih dalam mendidik, sangat sabar dan tidak kenal lelah dalam membimbing kami. Berkat jerih payah semua guru, kami pun dapat lulus dari SMP ini.
Mudah-mudahan semua guru yang bertugas mengajar di sekolah ini dapat diberikan kesehatan yang baik dan diberi kebahagiaan selalu.
Juga untuk teman2 semua. Sungguh berat rasanya berpisah dengan kalian semua, karena kita sudah bersama2 selama 3 tahun ini. Tapi tetap saya juga mendoakan teman2 semua dapat melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi, baik ke SMA, ke SMK, ke STM maupun institusi pendidikan lainnya untuk dapat mencapai cita2 yang selama ini diangan2kan.
Akhir kata, saya mau mengucapkan sukses selalu buat teman2, doa saya menyertai teman2 semua...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar