PENGERTIAN BERPIDATO
OLEH
SITTI
AISYAH
1111040047
A. Pengertian
Berpidato
Berpidato adalah sebuah kegiatan berbicara di depan
umum atau ber-orasi guna menyatakan pendapatnya,memberikan gambaran tentang
suatu hal, mempermudah komunikasi antara atasan dan bawahan, serta mempermudah
komunikasi antar sesame anggota organisasi. Pidato biasanya dibawakan oleh 1 orang
lalu memberikan orasi - orasi dan pernyataan tentang suatu hal atau peristiwa
yang penting dan patut dibincangkan. Pidato adalah salah satu teori dari
pelajaran bahasa Indonesia. Pidato juga dapat diartikan sebagai ucapan dengan
susunan yang baik untuk disampaikan kepada orang banyak. Pidato
yang baik dapat memberikan suatu kesan positif bagi orang-orang yang mendengar
pidato tersebut. Kemampuan berpidato atau berbicara yang baik di depan publik /
umum dapat membantu untuk mencapai jenjang karir yang baik. Selain itu, Pidato juga
didefinisikan suatu bentuk perbuatan berbicara di depan umum atau orang dalam
situasi tertentu, untuk tujuan tertentu dan kepada pendengar yang tertentu
pula. Contoh pidato yaitu seperti pidato
kenegaraan, pidato menyambut hari besar, pidato pembangkit semangat, pidato
sambutan acara atau event, dan lain sebagainya.
Peranan
pidato dalam menyampaikan ide/informasi secara lisan kepada kelompok massa
merupakan aktivitas yang sangat penting, baik pada masa lalu maupun pada masa
mendatang. Seseorang yang sudah mahir berbicara di depan umum akan dengan mudah
menguasai massa dan menawarkan ide-idenya agar dapat diterima orang lain.
Presiden
pertama RI, Soekarno, dengan kemahirannya berpidato mampu menarik minat
pendengar dalam jumlah yang luar biasa besarnya. Dengan kepintarannya, beliau
sanggup mempersatukan orang Indonesia yang beraneka ragam budaya, suku, dan
agama. Lebih dari itu, beliau sanggup menghimpun kekuatan yang mahadasyat untuk
mengusir penjajah dari bumi Nusantara.
Kenyataan
menunjukkan seorang siswa yang mahir berbicara di depan umum cenderung memiliki
relasi yang luas dengan temantemannya di kelas, sekolah atau masyarakat.
Sebaliknya, seorang siswa yang “pendiam” cenderung terbatas pergaulannya.
Pidato umumnya
melakukan satu atau beberapa hal berikut ini :
1. Menyampaikan informasi atau pemahan
kepada orang lain (informatif)
2. Menghibur atau menyenangkan hati
pendengar sehingga orang lain senang dan puas dengan ucapan yang kita sampaikan
(rekreatif)
3. Meyakinkan pendengar (Argumentatif)
4. Membujuk atau mempengaruhi pendengar
(Persuasif).
Berdasarkan
pada sifat dari isi pidato, pidato dapat dibedakan menjadi :
1. Pidato
Pembukaan, adalah pidato singkat yang dibawakan oleh pembaca acara atau mc.
2. Pidato
pengarahan adalah pdato untuk mengarahkan pada suatu pertemuan.
3. Pidato
Sambutan, yaitu merupakan pidato yang disampaikan pada suatu acara kegiatan atau peristiwa tertentu yang dapat
dilakukan oleh beberapa orang dengan waktu yang terbatas secara bergantian.
4.
Pidato Peresmian, adalah pidato yang dilakukan oleh orang yang berpengaruh
untuk meresmikan sesuatu.
5. Pidato Laporan, yakni pidato yang isinya
adalah melaporkan suatu tugas atau kegiatan.
6.
Pidato Pertanggungjawaban, adalah pidato yang berisi suatu laporan
pertanggungjawaban.
Ada beberapa hal penting yang harus anda perhatikan jika anda akan
berpidato atau berbicara didepan umum agar tidak minder (nervous) diantaranya:
1.
Fokus pada materi yang akan
anda bicarakan
2. Menguasai materi
3. Tidak perlu intermezo dll , kecuali jika
perlu
Dalam berpidato atau tampil bebicara di depan umum Teks Pidato atau
Naskah pidato penting untuk menunjang kelancaran dalam menyampaikan materi
pidato. Untuk membuat naskah pidato/teks pidato perhatikan 3 langkah sederhana
dibawah ini :
1.
Pembukaan
2.
Isi Pidato
3.
Penutup
1.
.Pembukaan
Dalm pidato, Pembukaan seperti ucapan salam menjadi keharusan bagi
orang yang akan berpidato baik pidato itu resmi maupun pidato tidak resmi,
seperti :
1. Ucapan Salam Pada Hadirin (mereka yang hadir)
2. Mengucapkan rasa syukur pada hadirat allah Swt
3. Memberikan sapaan/penghormatan pada hadirin yang dianggap sepuh
(dituakan)
4. Kemudian sapaan pada hadirin semua
2. Isi Pidato
Ketika
kita akan menyampaikan sebuah pidato, kita mesti bisa berbicara dengan
menggunakan bahasa yang sesuai dengan bahasa dan pola pikir orang-orang yang
hadir dalam pidato kita. Gunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh sebagian
besar para pendengar, jangan menggunakan istilah asing jika para penddengar
pidato kita kurang bisa mengerti dan memahami artinya. Karena harus kita
sadari, salah satu fungsi terpenting dari sebuah pidato adalah kita bisa menyampaikan
segala tujuan dan maksud dari apa-apa yang kita ucapkan tersebut, yang tersirat
maupun yang tersurat.
3. Penutup pidato
Untuk mengakhiri sebuah pidato yang baik, ucapan terima kasih serta
penghargaan dan penghormatan kepada para hadirin jangan sampai kita lupakan.
Akhiri pidato kita seperti ketika kita mengawalinya. Ucapan syukur dan
mengagungkan keagungan Allah Azza Wa Jalla, kita jadikan sebagai akhir dan
selesainya kita berpidato.
B. Kritria Berpidato yang Baik
Setiap
orang yang berpidato pasti berusaha dan berharap agar pidato yang disampaikan
dinilai oleh pendengarnya sebagai pidato yang baik. Pidato yang baik ditandai
oleh kriteria, yakni:
(1) isi
sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai serta kegiatan yang sedang
berlangsung,
(2) kandungan isi bersifat menggugah dan
memiliki manfaat bagi pendengar, (3)
substansi isi tidak menimbulkan pertentangan SARA,
(4) gagasan dikemas secara jelas, benar, dan
objektif,
(5) bahasa yang digunakan mudah dipahami,
(6) disampaikan secara santun, etis, rendah
hati, komunikatif, dan familiar.
Ada sembilang hal yang mencirikan
suatu pidato yang baik yakni, sakli, jelas, hidup, memiliki tujuan yang jelas, bergaya klimas,
dibatasi, mengejutkan, memiliki pengulangan dan mengandung humor.
1. Pidato yang saklik
Pidato
yang saklik apabila memiliki objektivitas dan unsur-unsur yang mengandung
kebenaran. Saklik juga berarti bahwa ada hubungan yang serasi antara isi pidato
dan formulasinya, sehingga indah kedengarannya, tetapi bukan berarti dihiasi
dengan gaya bahasa yang berlebih-lebihan. Akhirnya saklik juga berarti ada
hubungan yang jelas antara pembeberan masalah dengan fakta dan pendapat atau
penilaian pribadi.
2. Pidato yang jelas
Ketentuan
sejak zaman kuno menyatakan bahwa pembicaraan harus mengungkapkan pikirannya
sedemikian rupa, sehingga tidak hanya sedapat mungkin isinya dapat dimengerti.
Oleh karena itu pembicara harus memilih ungkapan dan susunan kalimat yang tepat
dan jelas untuk menghindari salah pengertian.
3. Pidato yang hidup
Sebuah
pidato yang bagus harus hidup. Untuk menghidupkan pidato dapat digunakan
gambar, cerita pendek atau kejadian-kejadian yang relevan sehingga memancing
perhatian pendengar. Pidato yang hidup dan menarik umumnya diawali dengan
ilustrasi, sesudah itu ditampilkan pengertian-pengertian abstrak atau defenisi.
4. Pidato yang memiliki tujuan
Setiap
pidato harus memilki tujuan, yaitu apa yang mau dicapai. Tujuan ini harus
dirumuskan dalam satu dua pikiran pokok. Dalam membawakan pidato, tujuan ini
hendaknya sering diulang dalam rumusan yang berbeda, supaya pendengar tidak
kehilangan benang merah selama mendengar pidato. Kalimat-kalimat yang merupakan
tujuan dan kalimat pada bagian penutup pidato harus dirumuskan secara singkat,
jelas tapi padat. Dalam suatu pidato tidak boleh disodorkan terlalu banyak
tujuan dan pikiran pokok, lebih baik disodorkan satu pikiran dan tujuan yang
jelas sehingga mudah diingat, daripada sepuluh pikiran yang tidak jelas
sehingga mudah dilupakan.
5. Pidato yang memiliki klimaks
Suatu
pidato yang hanya membeberkan kejadian demi kejadian atau kenyataan demi
kenyataan, akan sangat membosankan. Oleh karena itu sebaiknya kenyataan atau
kejadian-kejadian itu dikemukakan dalam gaya bahasa klimaks. Berusahalah
menciptakan titik-titik puncak dalam pidato untuk memperbesar ketegangan dan
rasa ingin tahu pendengar. Selama masa persiapan, titik-titik puncak harus
dirumuskan sebaik dan sejelas mungkin.
Hal yang
perlu diperhatikan adalah bahwa klimaks itu harus muncul secara organis dari
dalam pidato itu sendiri dan bukan karena mengharapkan tepukan tangan yang riuh
dari para pendengar. Klimaks yang dirumuskan dan ditampilkan secara tepat akan
memberikan bobot kepada pidato. Usahakan supaya ketegangan dan rasa ingin tahu
pendengar diciptakan di antara pembkaan dan penutup pidato.
6. Pidato yang memiliki pengulangan
Pengulangan
atau redundans itu penting, karena dapat memperkuat isi pidato dan memperjelas
pengertian pendengar. Pengulangan itu jiga menyebabkan pokok-pokok pidato
segera dilupakan. Suatu pengulangan yang dirumuskan secara baik akan member
efek yang besar dalam ingatan para pendengar. Tetapi perlu diperhatikan bahwa
yang dimaksud terutama adalah pengulangan isi pesan dan bukan rumusan. Ini
berarti isi dan arti tetap sama, akan tetapi dirumuskan dengan mempergunakan bahasa
yang berbeda. Masalahnya tetap sama, hanya member pakaian yang baru dan
menarik.
7. Pidato yang berisi hal-hal
mengejutkan
Sesuatu
itu mengejutkan karena itu mungkin belum pernah ada dan terjadi sebelumnya atau
karena meskipun masalahnya biasa dan terkenal, tetapi ditempatkan di dalam
konteks atau relasi yang baru dan menarik. Munculkan hal-hal yang mengejitkan
dalam pidato berarti menciptakan hubungan yang baru dan menarik antara
kenyataan-kenyataan yang dalam situasi biasa tidak dapat dilihat. Hal-hal yang
mengejutkan itu dapat menimbulkan ketegangan yang menarik dan rasa ingin tahu
yang besar, tetapi tidak dimaksudkan sebagai sensasi.
8. Pidato yang dibatasi
Orang
tidak boleh membeberkan segala soal atau masalah dalam suatu pidato. Oleh
karena itu pidato harus dibatasi pada satu atau dua soal yang tertutup saja.
Pidato yang isinya terlalu luas akan menjadi dangkal.
9. Pidato yang mengandung humor
Humor
dalam pidato itu perlu, hanya saja tidak boleh terlalu banyak, sehingga member
kesan bahwa pembicaraan tidak bersungguh-sungguh. Humor itu dapat menghidupkan
pidato dan member kesan yang tak terlupakan pada para pendengar. Humor dapat
juga menyegarkan pikiran pendengar, sehingga mencurahkan perhatian yang lebih
besar kepada pidato selanjutnya.
Skema susunan suatu pidato yang baik :
1.
Pembukaan dengan salam pembuka
2.
Pendahuluan yang sedikit menggambarkan isi
3. Isi atau materi pidato secara sistematis :
maksud, tujuan, sasaran, rencana, langkah, dll.
4. Penutup (kesimpulan, harapan, pesan, salam
penutup, dll).
Contoh Pidato 1
Yang terhormat Bapak Kepala Sekolah, Bapak dan Ibu Guru,
serta teman-teman yang saya cintai.
Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur ke hadirat
Tuhan Yang Maha Esa karena atas segala rahmat-Nya pada hari ini kita dapat
berkumpul bersama guna mengadakan acara perpisahan sekolah.
Para hadirin yang saya hormati, ijinkan saya mewakili
teman-teman untuk menyampaikan sepatah dua patah kata dalam rangka perpisahan
ini.
Selama
bersekolah, kami sebagai siswa sangat bangga dan berterima kasih dengan semua
guru yang telah mengajar di sekolah ini, yang dengan sangat baik, tidak pernah
pilih kasih dalam mendidik, sangat sabar dan tidak kenal lelah dalam membimbing
kami. Berkat jerih payah semua guru, kami pun dapat lulus dari SMP ini.
Mudah-mudahan semua guru yang bertugas mengajar di sekolah
ini dapat diberikan kesehatan yang baik dan diberi kebahagiaan selalu.
Juga untuk teman2 semua. Sungguh berat rasanya berpisah
dengan kalian semua, karena kita sudah bersama2 selama 3 tahun ini. Tapi tetap
saya juga mendoakan teman2 semua dapat melanjutkan ke pendidikan yang lebih
tinggi, baik ke SMA, ke SMK, ke STM maupun institusi pendidikan lainnya untuk
dapat mencapai cita2 yang selama ini diangan2kan.
Akhir kata, saya mau mengucapkan sukses selalu buat teman2,
doa saya menyertai teman2 semua...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar