MATERI
KAIDAH TATA TULIS
(EJAAN)
OLEH
Andi
Ahrifah Buana (1111040032)
Fitri Nur Aningsih
(1111040061)
TATA
TULIS (EJAAN)
A. Penulisan
Huruf
1. Huruf
Kapital : kapital seluruhnya dan kapital pada awal kata.
Huruf kapital
seluruhnya digunakan untuk menuliskan :
·
Judul-judul utama
·
Judul-judul bab
·
Judul kata pengantar,
daftar isi, dan daftar pustaka.
Huruf kapital pada
awal kata:
·
Huruf pertama kata
pada awal kalimat
·
Huruf pertama petikan
langsung
·
Ungkapan yang
berhubungan dengan nama Tuhan dan kitab suci, termasuk kata ganti untuk Tuhan.
Contoh: Allah Yang Mahabesar, Quran
·
Nama gelar kehormatan,
keturunan, dan keagamaan yang diikuti nama orang. Contoh: Sultan Hasanuddin
·
Unsur nama jabatan dan
pangkat yang diikuti nama orang, instansi, atau tempat. Contoh: Gubernur
Sulawesi Selatan, Menteri Kesehatan
·
Nama bangsa, suku,
bahasa, dan geografi. Contoh: bangsa Indonesia, bahasa Indonesia, suku Bugis
·
Nama tahun, bulan,
hari, hari raya, dan peristiwa sejarah. Contoh: Bulan Februari, Perang Dunia I
·
Unsur-unsur nama
orang, negara, lembaga, organisasi, dan dokumen resmi. Contoh: Sahrukh Khan,
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
·
Unsur singkatan nama
gelar. Contoh: S. H; Prof.
·
Kata penunjuk hubungan
kekerabatan yang dipakai dalam penyapaan. Contoh: Anda, Nyonya, Bapak, Ibu
2. Huruf
miring
·
Menuliskan judul buku,
majalah, dan surat kabar yang dikutip dalam tulisan. Contoh: majalah Kulit dan Kesehatan, buku Pintar Berbahasa Inggris
·
Menegaskan atau
mengkhususkan huruf, bagian kata, kata, atau kelompok kata. Huruf pertama dalam
kata ilmu adalah i
·
Menuliskan nama
ilmiah, ungkapan, atau istilah asing/daerah. Contoh: Dange adalah makanan khas dari Pangkep
B. Penulisan
Kata
1. Kata
dasar
Kata yang berupa kata
dasar ditulis terpisah dari unsur yang lain. Contoh : Ibu masak sayur.
2. Imbuhan
·
Imbuhan (awalan,
sisipan, akhiran) ditulis serangkai dengan kata dasarnya. Contoh: dicari,
menulis, panggilan.
·
Jika bentuk dasar
berupa gabungan kata mendapat imbuhan (awalan atau akhiran), ditulis serangkai
dengan kata yang langsung mengikuti atau mendahulinya. Bertanggung jawab,
berpangku tangan.
·
Jika bentuk dasar
berupa gabungan kata mendapat imbuhan (awalan dan akhiran sekaligus) unsur
gabungan kata itu ditulis serangkai. Contoh: pertanggungjawaban,
ketatanegaraan.
·
Jika salah satu unsur
gabungan kata hanya dipakai sebagai kombinasi, gabungan kata itu ditulis
serangkai. Contoh: biofisika, agrobisnis.
3. Bentuk
ulang
Bentuk ulang ditulis
secara lengkap dengan menggunakan tanda hubung. Contoh: lari-lari, main-main.
4. Gabungan
kata
·
Gabungan kata yang
biasa disebut kata majemuk, termasuk istilah khusus, unsur-unsurnya ditulis
terpisah. Contoh: Tanggung jawab, gotong royong, perdana menteri.
·
Gabungan kata yang
mungkin menimbulkan kesalahan pengertian, dapat ditulis dengan menggunakan
tanda hubung. Contoh: guru baru-datang.
·
Gabungan kata yang
sudah dianggap satu kata ditulis serangkai. Contoh: matahari, bagaimana,
saputangan.
5. Kata
ganti –ku, kau-, -mu, -nya
Ditulis serangkai
dengan kata yang mengikutinya atau mendahuluinya. Contoh: pulpenku, bukumu, semua
barang milikku dapat kauambil.
6. Kata
depan di, ke, dan dari
Ditulis terpisah dari
kata yang mengikutinya. Contoh: di taman, ke rumah, dari sekolah.
7. Kata
si dan sang
Ditulis terpisah dari
kata yang mengikutinya. Contoh: si penerima.
8. Partikel
·
Partikel –lah, -kah,
dan –tah ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya. Contoh: siapakah
pemilik rumah ini?, terimalah uang ini!, apatah gunanya bersedih hati.
·
Partikel pun ditulis
terpisah dari kata yang mendahuluinya. Contoh: Ia pun telah berlalu.
·
Partikel per ditulis
terpisah dari bagian kalimat yang mendahuluinya atau mengikutinya. Contoh:
harga bahan makanan naik satu per satu.
9. Singkatan
Bentuk yang
dipendekkan yang terdiri atas satu huruf atau lebih
·
Singkatan nama orang,
gelar, jabatan, diikuti dengan tanda titik. Contoh: Prof. Dr. A. Suratman M. Sc
·
Singkatan nama resmi
lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan atau organisasi, dan dokumen resmi
yang terdiri atas huruf awal setiap kata ditulis dengan huruf kapital dan tidak
menggunakan tanda titik. Contoh: MK (Mahkamah Konstitusi)
·
Singkatan umum yang
terdiri atas tiga huruf atau lebih diikuti satu tanda titik. Contoh: sda.,
dsb., dll.
·
Lambang kimia,
singkatan satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang tidak diikuti tanda
titik. Contoh: Ka (Kalium), cm, kg.
10. Akronim
Singkatan yang berupa
gabungan huruf awal, gabungan suku kata, ataupun gabungan huruf dan suku kata
dari deret kata yang diperlakukan sebagai kata.
·
Akronim nama diri yang
berupa gabungan huruf awal dari deret kata ditulis seluruhnya dengan huruf
kapital. Contoh: PAN (Partai Amanat Nasional.
·
Akronim nama diri yang
berupa gabungan suku kata atau gabungan huruf dan suku kata dari deret kata
ditulis dengan huruf awal huruf kapital. Golkar (Golongan Karya)
·
Akronim yang bukan
nama diri yang berupa gabungan huruf, suku kata, ataupun gabungan huruf dan
suku kata dari deret kata seluruhnya ditulis dengan huruf kecil. Contoh:
pemilu.
11. Angka
dan lambang bilangan
Angka dipakai untuk
menyatakan lambang bilangan atau nomor dan untuk menyatakan ukuran panjang,
berat, dan isi.
·
Penulisan lambang
bilangan yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata ditulis dengan huruf,
kecuali jika beberapa lambang bilangan dipakai secara berurutan, seperti dalam
perincian. Contoh: dua belas, lima puluh.
·
Lambang bilangan pada
awal kalimat ditulis dengan huruf.
C. Pemakaian
Tanda Baca
1. Tanda
Titik
·
Dipakai pada akhir
kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan
·
Dipakai di belakang
angka atau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar, atau daftar
·
Dipakai untuk
memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan waktu
·
Dipakai untuk memisahkan
angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan jangka waktu
·
Dipakai untuk
memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya
2. Tanda
koma
·
Dipakai di antara
unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilangan
·
Dipakai untuk
memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara berikutnya yang
didahului oleh kata seperti tetapi atau sedangkan
·
Dipakai untuk
memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika anak kalimat mendahului induk
kalimat
·
Dipakai di antara nama
orang dan gelar akademik yang mengikutinya
·
Dipakai untuk mengapit
keterangan tambahan yang sifatnya membatasi
3. Tanda
tikik koma
·
Dipakai untuk
memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis dan setara
·
Dipakai sebagai
pengganti kata penghubung untuk memisahkan kalimat yang setara dalam kalimat
majemuk
4. Tanda
titik dua
·
Dipakai pada akhir
suatu pernyataan lengkap jika diikuti rangkaian
·
Dipakai sesudah kata
atau ungkapan yang memerlukan pemerian
·
Dipakai dalam teks
drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku dalam percakapan
·
Dipakai diantara jilid
atau nomor dan halaman, di antara bab dan ayat dalam kitab suci, di antara
judul dan anak judul suatu karangan ,serta nama kota dan penerbit buku acuan
dalam karangan (daftar pusataka)
5. Tanda
hubung
·
Menyambung suku-suku
kata dasar yang terpisah oleh pergantian baris
·
menyambung unsur-unsur
kata ulang
·
menyambung huruf kata
yang dieja satu-satu dan bagian-bagian tanggal
·
merangkaikan se-
dengan kata berikutnya yang dimulai dengan huruf kapital, ke- dengan angka,
angka dengan –an , singkatan berhuruf kapital dengan imbuhan,dan nama jabatan
rangkap
·
merangkaian unsur
bahasa Indonesia dengan unsur bahasa asing
6. Tanda
pisah
·
Membatasi penyisihan
kata atau yang kalimat yang memberi penjelasan di luar bangun kalimat
·
Menegaskan adanya
keterangan aposisi atau keterangan yang lain sehingga kalimat menjadi lebih
jelas
·
Dipakai di antara dua
bilangan atau tanggal dengan arti’sampai ke‘ atau’sampai dengan’
7. Tanda
elipsis
·
Dipakai dalam kalimat
yang terputus-putus
·
Menunjukkan bahwa
dalam suatu kalimat atau naskah ada bagian yang dihilangkan
8. Tanda
tanya
·
Dipakai pada akhir
kalimat tanya
·
Dipakai di dalam tanda
kurung untuk menyatakan bagian kalimat yang diasingkan atau yang kurang dapat
dibuktikan kebenarannya
9. Tanda
seru
·
Dipakai sesudah
ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau perintah yang menggambarkan
kesungguhan, ketidakpercayaan, ataupun rasa emosi yang kuat
10. Tanda
kurung
·
Mengapit tambahan
keterangan atau penjelasan
·
Mengapit keterangan
atau penjelasan yang bukan bagian integral pokok pembicaraan
·
Mengapit huruf atau
kata yang kehadirannya di dalam teks dapat dihilangkan
11. Tanda
kurung siku
·
Mengapit huruf, kata,
atau kelompok kata sebagai koreksi atau tambahan pada kalimat atau bagian
kalimat yang ditulis orang lain
·
Mengapit keterangan
dalam kalimat penjelas yang sudah bertanda kurung
12. Tanda
petik
·
Mengapit petikan
langsung yang berasal dari pembicaraan dan naskah atau bahan tertulis lain
·
Mengapit judul syair,
karangan, atau bab buku yang dipakai dalam kalimat
·
Mengapit istilah
ilmiah yang kurang dikenal atau kata yang mempunyai arti khusus
13. Tanda
petik tunggal
·
Mengapit petikan yang
tersusun di dalam petikan lain
·
Mengapit makna,
terjemahan, atau penjelasan kata ungkapan asing
14. Tanda
garis miring
·
Dipakai dalam nomor
surat dan nomor pada kalimat dan penanda masa satu tahun yang terbagi dalam dua
tahun takwim
·
Dipakai sebagai
pengganti kata dan atau tiap
15. Tanda
penyingkat atau apostrof
Menunjukkan penghilangan
bagian kata atau bagian angka tahunDOWNLOAD KLIK DISINI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar