OLEH :
NURIKA
WAHYUNI
A. Pengertian
Menulis Akademik
Menulis
akademik merupakan kegiatan yang bertujuan untuk menghasilkan tulisan akademik.
Tulisan akademik ialah karya tulis yang disusun akademisi untuk memperoleh
gelar akademik, misalnya disertasi untuk mencapai gelar doktor (S-3), tesis
untuk mencapai gelar master (S-2),
skripsi untuk mencapai gelar serjana (S-1).
Menulis
akademik dibagi menjadi 2 yaitu:
1. Menulis
makalah
2. Menulis
laporan
Penulisan akademik
adalah penulisan yang dijalankan secara ilmiah atau saintifik. Dengan mengkaji
secara teratur dan teliti suatu persoalan. Dan penulisan akademik berbeda dari
kaedah-kaedah penulisannya seperti, penulisan novel yang berasaskan khayalan
atau rekaan dan generalisasi daripada pengalaman.
Kaedah saintisfik
berasaskan kepercayaan bahwa dimana suatu fenomena memiliki keterangan-keterangan
tertentu, yaitu tiap-tiap kesan mempunyai sebab. Kaedah ini berasaskan idea
bahwa kesimpulan hanya boleh diterima bila diikuti dengan bukti.
Seorang penulis
akademik harus mengumpulkan data secara objektif, tidak berat sebelah dalam
mengumpulkan data yang disertai kebenaran hipotesis dan mengabaikan yang tidak
mengikuti kehendak pribadi penyelidik. Untuk menjadikan pengetahuan biasa
menjadi pengetahuan ilmiah (Sains), kita harus melalui jalan yang panjang.
Proses yang disebut
sebagai kaedah ilmiah dapat disusun seperti berikut:
1. Pengumpulan
data dan fakta
2. Pengamatan
data dan fakta
3. Pemilihan
data dan fakta
4. Penggolongan
data dan fakta
5. Penafsiran
data dan fakta
6. Kesimpulan
umum
7. Perumusan
hipotesis
8. Pengujian
terhadap hipotesis melalui kajian dan percobaan empiris
9. Penilaian,
menerima atau menolak atau menambah, ataupun merubah hipotesis
10. Perumusan
teori ilmu pengetahuan
11. Perumusan
dalil atau hukum ilmu pengetahuan
B. Ciri-Ciri
Penulisan Akademik
Secara
ringkas ciri-ciri penulisan akademik adalah sebagai berikut:
1.
Menyampaikan fakta
secara sistematik atau mengemukakan hukum alam kepada situasi yang spesifik
2.
Penulisannya cermat,
tepat, benar, dan tidak membuat andaian.
3.
Tidak menulis untuk
memenuhi kehendak golongan-golongan tertentu.
4.
Penulis hanya menulis untuk
memaklumkan tentang sesuatu dan tidak bersifat prejudis.
5.
Penulisan akademik
bersifat sistematik. Setiap langkah direncanakan secara sistematik, konseptual,
dan mengikuti prosedur yang jelas.
6.
Penulisan akademik
tidak bersifat emosional. Ia menggunakan sebab-musabab dan pengertian sesuatu
masalah atau persoalan. Kata-katanya mudah didefenisikan.
7.
Setiap pandangan yang
dikemukakan disertai dengan bukti.
8.
Menulis dengan jujur
dan hanya mengemukakan kebenaran. Tidak ada kenyataan-kenyataan yang boleh
menimbulkan keraguan.
9.
Penulisan akademik
tidak bersifat argumentatif. Rumusan yang dibuat dalam penulisan akademik akan
membiarkan fakta berbicara sendiri.
10. Penulisan
akademik tidak bersifat persuasif. Jika penulisan berkenaan berjaya mengubah
pandangan pembaca, itu bukan melalui kaedah persuasif, argumentasi,
perselisihan pendapat dan protes, tetapi melalui fakta yang berdiri atau berbicara
sendiri.
11. Penulisan
akademik tidak akan memutar-belitkan fakta karena akan merusak tujuan penulisan
akademik. Ia juga tidak akan melebih-lebihkan sesuatu karena ia akan
menunjukkan motif penulis yang mementingkan dirinya sendiri.
C. Langkah-Langkah
Menulis Akademik
Adapun
langkah-langkah pada proses penulisan akademik adalah sebagai berikut:
1. Merencanakan
Sebagai
kegiatan yang kompleks, menulis membutuhkan perencanaan yang memadai. Dalam
proses perencanaan, kegiatan-kegiatan berikut sangat penting diperhatikan
sebagai penulis.
a. Mengumpulkan
bahan
Hampir semua penulis
mengumpulkan segala sesuatu yang mereka perlukan berupa data, informasi, bacaan
sebelum memulai menulis. Tahap seperti inilah yang pada hakikatnya sebagai
tahap pengumpulan bahan untuk menulis.
b. Menentukan
tujuan dan bentuk
Dalam penulisan ilmiah,
tujuan dan bentuk yang dipilih sering ditentukan oleh situasi. Misalnya, dalam
membuat laporan penelitian, format dan tujuan laporan mungkin sudah ditentukan
oleh sponsor atau pemberi dana peneliti. Segala usaha lain untuk memperluas
tujuan yang telah ditentukan itu pada umumnya cukup bermanfaat.
c. Menentukan
pembaca
Pembaca yang berbeda
akan memerlukan bacaan yang berbeda pula. Oleh karena itu, penulis perlu
mengetahui keadaan pembaca sebaik-baiknya. Apakah pembaca tulisan kita nanti
itu memiliki pengetahuan cukup banyak atau sedikit tentang bidang yang kita
tulis dan apa yang diharapkan atau diinginkan pembaca dari informasi yang
disampaikan oleh penulis. Penulis perlu mengetahui apa yang diinginkan, yang
diperlukan, atau yang diharapkan oleh pembaca.
2. Menulis
Bagi
kebanyakan penulis yang sudah profesional, biasanya situasi memaksa mereka
untuk menulis sebelum benar-benar siap. Penulis yang belum berpengalaman sering
kurang tepat dalam memperkirakan waktu yang diperlukan untuk mengembangkan ide
menjadi kata-kata tidak diperhitungkan. Dalam penulisan ilmiah, karena
kompleksnya isi dan adanya batas waktu yang sudah pasti, lebih baik menulis
seawal mungkin, lebih-lebih penulis sudah mempersiapkan bahan sebagai bahan
dasar penulisan, dan paling akhir sedikit menyusun draf untuk mencapai hasil
akhir.
3. Merefleksikan
Teknik
yang sering digunakan oleh penulis karangan ilmiah, sebelum merangkum
karangannya mereka merefleksikan apa yang sudah mereka tulis. Kesempatan ini memungkinkan
penulis memperoleh perspektif yang segar tentang kata-kata yang pada mulanya
tampak sangat betul tetapi kemudian terasa salah.
4. Merevisi
Mengerjakan
revisi merupakan langkah yang sangat penting untuk menghasilkan tulisan yang
baik. Akan tetapi, hal ini seringkali kurang mendapat perhatian dibandingkan
dengan langkah-langkah yang lainnya. Revisi, perbaikan, dan penyempurnaan
tulisan yang dilaksanakan secara berhati-hati dan seksama dapat menghasilkan
tulisan yang jelas, terarah, terfokus sesuai dengan keinginan penulis dan
pembaca. Penulis perlu merasakan masalah yang mungkin muncul dan menuntut
perbaikan dari penulisnya sendiri sehingga tulisan yang dihasilkan menjadi
lebih baik dan layak baca.
Tulisan
ilmiah selalu membawa nama penulisnya. Oleh karena itu, penulis sebaiknya tidak
terlalu cepat puas dengan apa yang pernah ditulisnya. Upayakan jangan sampai
para pembaca tidak dapat memahaminya, atau salah menginterpretasi serta
menafsirkan tulisannya karena tidak jelas arah, fokus, dan tujuannya.
D. Kesalaham-Kesalahan
Umum Saat Menulis Akademik
Pada
saat menulis akademik mungkin ada beberapa kesalahan saat menulis yang dengan mudah
diperiksa sementara merevisi. Kesalahan yang sering terjadi adalah sebagai
berikut:
1. Kesalahan
ejaan
Kesalahan
ejaan disebabkan karena budaya mobile messaging, perubahan besar dalam ejaan
kata-kata karena salah pengetikan.
Contoh:
Telah datang didepan
“u” (salah)
Telah datang didepan
“Anda” (benar)
Maka dari itu kita harus berhati-hati
dalam mengeja kata-kata secara akurat saat menulis esai formal atau segala
macam makalah akademik. Lebih baik jika anda tidak tergantung pada spell check
perangkat lunak itu.
2. Kesalahan
tata bahasa
Kita
sering gagal untuk menjelaskan ide utama karena penggunaan tata bahasa yang
salah. Alasan dibalik kesalahan itu adalah pandangan yang lebih luas dari
topik. Sementara menyebutkan informasi ini, kita membuat pergeseran dalam
tindakan yang membingungkan anda dalam memilih kata kerja tertentu. Untuk
menghindari kesalahan tata bahasa tersebut, selalu menggunakan kata kerja dasar
dan mengendalikan aliran kertas anda.
3. Kesalahan
ketik
Jenis
kesalahan yang sangat sulit ditemukan dalam penulisan akademik. Anda melakukan
kesalahan seperti saat mengetik misalnya mengetik “lalu” bukan “than”. Bahkan
perangkat lunak mengetik kadang-kadang tidak dapat menemukan
kesalahan-kesalahan ini. Sehingga untuk menghindari kesalahan pengetikan, kita
harus membiasakan diri untuk merevisi setiap ayat untuk menghindari kesalahan
pengetikan.
4. Mengandalkan
ejaan perangkat lunak
Seorang penulis akademis
yang cerdas dan berkualitas tidak akan pernah mengandalkan perangkat lunak
ejaan karena kadang-kadang perangkat lunak ini tidak dapat memeriksa segala
macam kesalahan dengan baik dan benar. Hanya mata manusialah yang cukup efisien
untuk memeriksa segala macam kesalahan dengan benar.
boleh saya tahu daftar pustakanya?
BalasHapusini ada daftar pustakanya ?
BalasHapusSangat membantu materi utk bahan persentase kelompok saya terimkasih😇
BalasHapusterima kasih ka
BalasHapusMakasi bang
BalasHapus