Senin, 09 April 2012

TATA PENULISAN KALIMAT EFEKTIF


MATERI
 TATA PENULISAN KALIMAT EFEKTIF

OLEH :
SAHARI (1111040068)
NUR HIKMAH (1111040067)


Kalimat efektif adalah kalimat yang mengungkapkan pikiran atau gagasan yang disampaikan sehingga dapat dipahami dan dimengerti oleh orang lain.Penulisan kalimat efektif dalam karya ilmiah harus jelas, mudah dipahami, dan tersusun secara sistematis sesuai dengan kaidah yang berlaku. Berkenaan dengan itu,suatu kalimat dapat disebut efektif jika memenuhi kriteria berikut:
1.      Unsur kalimatnya lengkap;
2.      Informasinya lengkap;
3.      Bentukdan maknanya sejajar;
4.      Pilihan katanya cermat; dan
5.      Polanya variatif.

1.      Kelengkapan Unsur Kalimat
Kalimat yang efektif harus memiliki unusr-unsur yang lengkap, dan unsur-unsur tersebut dinyatakan secara eksplisit. Untuk itu, kalimat yang efektif sekurang-kurangnya harus memiliki unsur subjek dan predikat. Agar kelengkapan itu terpenuhi, subjek pada awal kalimat hendaknya tidak didahului kata depan, predikat kalimatnya jelas, dan tidak terdapatpemenggalan bagian kalimat. Di samping itu, ungkapan penghubung dalam kalimat majemuk juga harus dinyatakan secara eksplisit.
a.      Subjek tidak didahului kata depan
Sebagaimana telah disebutkan di atas, kalimat yang efektif harus tersusun sesuai dengan kaidah yang berlaku. Dari segi kaidah tata bahasa, kalimat itu sekurang-kurangnya harus memiliki unsur subjek dan predikat. Jika unsur subjek itu tidak ada, kalimatnya pun berarti tidak memenuhi kriteria sebagai kalimat yang efektif. Kalimat yang tidak bersubjek itu umumnya terjadi karena penggunaan kata depan pada awal kalimat. Sebagai contoh, perhatikan kalimat berikut:
1)      Dari hasil survei di lapangan membuktikan bahwa telah terjadi penurunan jumlah siswa di sekolah tersebut
Seharusnya
1a. Hasil survei membuktikan bahwa telah terjadi penurunan jumlah siswa di sekolah tersebut.
Kata  depan lain yang tidak seharusnya mengawali atau mendahului subjek, adalah dalam, untuk, dengan, bagi, tentang, di, pada, mengenai, kepada, dan sejenisnya. Kata depan boleh saja terletak pada awal kalimat asalkan kata depan itu merupakan bagian dari keterangan. Jadi posisinya dalam kalimat bukan di depan subjek, melainkan menjadi bagian dari keterangan tersebut.
b.      Predikat kalimatnya jelas
Kalimat yang tidak berpredikat juga tidak dpaat disebut sebagai kalimat yang efektif karena unsur-unsurnya menjadi tidak lengkap. Perhatikan contohnya pada kalimat berikut:
2)      Sekolah yang akan dikembangkan sebagai sekolah percontohan misalnya pesantren ummul mu’minin.
Seharusnya
2a. Sekolah yang akan dikembangkan sebagai sekolah percontohan adalah  pesantren ummul mu’minin.
c.       Bagian kalimat tidak dipenggal
Dalam penggunaan bahasa indonesia sering ditemukan adanya bagian kaliamt, umumnya kalimat majemuk, yang ditulis terpisah dari bagian sebelumnya. Sebagai contoh perhatikan kalimat berikut:
3)      Penulisan karya ilmiah harus tersusun rapi dan mudah dipahami. Sehingga tidak memerlukan banyak waktu untuk mempelajari dan memahami isinya.
Seharusnya
3a. Penulisan karya ilmiah harus tersusun rapi dan mudah dipahami, sehingga tidak memerlukan banyak waktu untuk mempelajari dan memahami isinya.
2.      Kejelasan Informasi
Kalimat dikatakan efektif selain karena mengandung unsur-unsur lengkap, juga mengandung informasi yang jelas atau mudah dipahami. Kejelasan informasi itu dapat dicapai jika di dalam sebuah kalimat tidak terkandung:
a.       Ketaksaan
b.      Salah nalar
c.       Kerancuan
Berikut ini ditampilkan contoh kalimat rancu:
4)      Menurut ketua panitia mengatakan bahwa penandatangan surat tugas dilakukan oleh kepala sekolah maisng-masing.
Seharusnya
4a.       Menurut ketua panitia, penandatangan surat tugas dilakukan oleh kepala sekolah maisng-masing.
4b. Ketua panitia mengatakan bahwa penandatangan surat tugas dilakukan oleh kepala sekolah maisng-masing.
3.      Kesejajaran
Kalimat yang efektif juga harus mengandung kesejajaran antara gagasan yang diungkapkan dan bentuk bahasa sebagai sarana pengungkapannya. Kesejajaran itu dalam penggunaan bahasa cukup penting. Jika dilihat dari segi bentuknya, kesejajaran itu dapat menyebabkan keserasian. Sementara itu, jika dilihat dari segi makna atau gagasan yang diungkapkan, kesejajaran itu dapat menyebabkan informasi yang diungkapkan menjadi lebih sistematis sehingga mudah dipahami. Seperti yang secara implisit terungkap pada keterangan tersebut, kesejajaran itu dapa dibedakan atas kesejajaran bentuk, kesejajaran makna, dan kesejajajarn bentuk serta maknanya.
Kesejajaran adalah kesamaan bentuk kata atau imbuhan yang digunakan dalam kalimat itu. Jika pertama menggunakan verba, bentuk kedua juga menggunakan verba. Jika kalimat pertama menggunakan kata kerja berimbuhan me-, maka kalimat berikutnya harus menggunakan kata kerja berimbuhan me- juga.
Contoh:
Kakak menolong anak itu dengan dipapahnya ke pinggir jalan. (tidak efektif)
Kakak menolong anak itu dengan memapahnya ke pinggir jalan. (efektif)
Anak itu ditolong kakak dengan dipapahnya ke pinggir jalan. (efektif)
Harga sembako dibekukan atau kenaikan secara luwes. (tidak efektif)
Harga sembako dibekukan atau dinaikkan secara luwes. (efektif)
4.      Kehematan
Kehematan merupakan salah satu ciri kalimat yang efektif. Dalam penyusunan kalimat, kehematan ini dapa diperoleh dengan menghilangkan bagian-bagian tertentu yang tidka diperlukan atau yang mubazir.hal itu, antara lain, berupa penghilangan subjek ganda, bentuk yang bersinonim, dan bentuk jamak ganda. Contoh:
5.         Sebelum surat ini dikirimkan, surat itu harus ditandatangani lebih dahulu.
Seharusnya
5a.       Sebelum dikirimkan, surat ini harus ditandatangani lebih dahulu.
6.                     Bank Sumitomo adalah merupakan salah satu bank terbesar di Jepang.
Seharusnya
6a.       Bank Sumitomo adalah  salah satu bank terbesar di Jepang.
7.                     Semua data-data yang diperoleh harus dikaji secara cermat.
Seharusnya
7a.       Semua data yang diperoleh harus dikaji secara cermat.
5.      Variatif
Kalimat yang efektif juga mengutamakan variasi bentuk pengungkapan atau gaya pengungkapan kalimatnya. Variasi semacam itu dapat dicapai dengan menggunakan bentuk inversi, bentuk pasif persona, variasi aktif-pasif, dan variasi panjang-pendek. Contoh:
8.                   Biaya dua miliar diperlukan untuk melunasi utang perusahaan
Variasinya antara lain:
8a.       Diperlukan biaya dua miliar untuk melunasi utang perusahaan.
9.          Saya akan melaporkan temuan itu kepada ketua tim.
9a.       Akan saya laporkan temuan itu kepada ketua tim.
9b.       Temuan itu akan saya laporkan kepada ketua tim.
Dalam bentuk pasif persona semacam itu, kata ganti orang  atau kata ganti persona langsung didekatkan pada kata kerjanya, tidak disisipi dengan unsur lain. Oleh karena itu, susunan bentuk pasif persona seperti berikut yang tidak benar:
9c. Temuan itu saya akan laporkan kepada ketua tim.
9d. Saya akan laporkan temuan itu kepada ketua tim.
Susunan bentuk pasif persona seperti 9c dan 9d meskipun tidak benar, banyak digunakan oleh pemakai bahasa. Hal itu tentu sungguh patut disayangkan karena ternyata belum banyak disadari bahwa susuna kalimat seperti itu tidak benar, juga susunan kalimat berikut:
10. Pada bab berikut kami akan uraikan data dan informasi yang diperoleh di lapangan.
Seharusnya:
10a. Pada bab berikut akan kami uraikan data dan informasi yang diperoleh di lapangan.

Urutan yang benar
Tidak benar
Belum saya ketahui
Saya belum ketahui
Pernah kami laporkan
Kami pernah laporkan
Ingin saya ajukan
Saya ingin ajukan
Akan saya sampaikan
Saya akan sampaikan
Ingin kami jelaskan
Kami ingin jelaskan

11. Minggu depan kami akan mengadakan rapat pimpinan tim. Dalam rapat itu akan kami bahas berbagai kendala yang dihadapi di lapangan.
Seharusnya
11a. Minggu depan akan diadakan rapat pimpinan tim. Dalam rapat itu kami akan membahas berbagai kendala yang dihadapi di lapangan.
Sebagai catatan akhir pada bagian ini perlu dikemukakan bahwa dalam proses penyusunan kalimat, pemakai bahasa tidak hanya dituntut untuk mampu menguasai kaidah tata bahasa, tetapi dituntut pula untuk mampu memilih dan menggunakan kata-kata secara tepat, cermat, dan serasi. Dengan penguasaan kaidah dan kemampuan memilih kata secara tepat, pemakai bahasa diharapkan dapat menyusun kalimat secara lebih tepat dan efektif.



Daftar pustaka

Tidak ada komentar:

Posting Komentar