Andi Mawaddah Hamzah
1111040023
TUGAS 1
1. Ada
berapa bahasa daerah di Indonesia?
2. Sebutkan
bahasa daerah yang ada di Sulawesi
Selatan!
3. Bahasa
daerah apa saja yang telah punah yang ada
di Sulawesi-Selatan?
Jawaban
1. Kepala
Pusat Bahasa Depdiknas, Dr.
Dendy Sugondo di Jakarta, Rabu
(22/10), mengatakan bahwa bahasa daerah yang terdapat di
Indonesia berjumlah lebih dari
746
bahasa.
2.
Rumpun Sulawesi Selatan terdiri dari 31
bahasa, yang dibagi sebagai berikut :
a.
Bugis (4 bahasa) :
1)
Tamanic/Banuaka :bahasa Embaloh (Kalimantan
Barat) dan bahasa Taman
(Kalimantan Barat)
2)
bahasa Bugis
3)
bahasa Campalagian
b.
bahasa Lemolang
c.
Makassar (5 bahasa) :
1)
bahasa Bentong
2)
bahasa Konjo Pesisir
3)
bahasa Konjo Pegunungan
4)
bahasa Makassar
5)
bahasa Selayar
d.
Kelompok Utara (17 bahasa) :
1)
bahasa Mamuju
2)
bahasa Mandar
3)
Masenrempulu (4 bahasa) :
a)
bahasa Maiwa
b)
bahasa Duri
c)
bahasa Enrekang
d)
bahasa Malimpung
4)
bahasa Pattinjo (Kadang dimasukkan dalam dialek
Enrekang)
5)
Pitu Ulunna Salu (5 bahasa) :
a)
bahasa Aralle-Tabulahan
b)
bahasa Bambam
c)
bahasa Dakka
d)
bahasa Pannei
e)
bahasa Ulumanda’
6)
Toraja-Sa’dan (6 bahasa) :
a)
bahasa Kalumpang
b)
bahasa Mamasa
c)
bahasa Tae'
d)
bahasa Talondo'
e)
bahasa Toala'
f)
bahasa Toraja-Sa'dan
e.
Seko (4 bahasa) :
1)
Panasuan : Budong-Budong dan Panasuan
2)
Seko Padang
3)
Seko Tengah.
3. Untuk saat ini belum ada bahasa
daerah yang punah di Sulawesi Selatan
TUGAS
2
Amati
dan tuliskan bahasa non baku yang diucapkan oleh teman Anda pada saat
perkuliahan serta jelaskan ketidakilmiahan kata tersebut!
Daftar
bahasa non baku yang diucapkan oleh Andi Mawaddah Hamzah selama perkuliahan
adalah sebagai berikut:
Mata
Kuliah : Kewarganegaraan
Tanggal : 4 April 2012
Bahasa
non baku :
1.
“ada beberapa yang sama tapi ada juga
yang beda toh” (13.29)
Alasan :
terdapat kata toh (bukan bahasa baku)
2.
“ karena kan begitu” (13.32)
Alasan : Bahasa
yang digunakan tidak formal karena masih terdapat dialek daerah di dalamnya.
Selain itu, masih terdapat pula kalimat yang fragmentaris.
3.
“telah ada yang menetapkan” (13.35)
Alasan :
Kalimat di atas adalah kalimat fragmentaris.
4.
“perlu dibacakan? Panjang sekali”
(13.40)
Alasan :
kalimat di atas tidak formal karena susunan kata yang kurang tepat.
5.
“yang kami bahas di sini, pelanggaran
HAM. Jadi kurasa toh
bukan
bunyi pasal-pasalnya” (13.45)
Alasan :
masih terdapat dialek daerah di dalamnya. Terdapat kata toh. Selain itu, kalimat di atas bersifat subjektif yang ditandai
dengan adanya kata kurasa.
6.
“di sini toh itu sebenarnya aliran ... tetap mengacu pada islamji”
(14.02)
Alasan :
kalimat di atas tidak formal karena terdapat kata toh dan ji.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar