Nama : Krishna
Wisnu
NIM
: 081104040
A.
Jumlah
Bahasa Daerah di Indonesia
Upaya pengidentifikasian jumlah
bahasa di Indonesia sudah cukup banyak dilakukan baik oleh lembaga/pakar
linguistik Indonesia maupun lembaga/pakar asing. Hasil yang diperoleh cukup beragam,
sehingga tidak jarang kondisi ini menimbulkan kesimpangsiuran informasi tentang
jumlah bahasa yang tumbuh dan berkembang di Indonesia.
Bahasa-bahasa daerah di Indonesia
sebenarnya sudah cukup lama dan banyak dilakukan. Tidak lama setelah Indonesia
merdeka, Teeuw (1951) sarjana berkebangsaan Belanda, memulai proyek pemetaan
bahasa daerah di Indonesia dengan mengambil objek bahasa Sasak di Lombok. Model
pemetaan yang dilakukan Teeuw ini dilanjutkan secara besar-besaran melalui
program yang didanai Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa pada kurun 1970-an
sampai dengan pertengahan 1980-an. Sepanjang kurun waktu tersebut, Pusat
Pembinaan dan Pengembangan Bahasa telah banyak melakukan analisis dialektologis
terhadap berbagai bahasa daerah di Indonesia (lihat lampiran). Namun, baik
penelitian yang dilakukan Teeuw maupun Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa
tersebut belum dapat menjelaskan ada berapa jumlah bahasa daerah di Indonesia.
Dalam kurun waktu yang relatif bersamaan, Esser (1951) menerbitkan peta tentang
bahasa - bahasa di Indonesia. Dalam peta
itu diidentifikasi sejumlah 200 bahasa di Indonesia. Pandangan Esser ini diacu
Alisjahbana (1954) dengan juga menyebut terdapat 200 bahasa di Indonesia.
Berbeda dengan Esser, Salzner (1960) justeru menyatakan bahwa bahasa daerah di
Indonesia tidak sejumlah yang dinyatakan Esser. Menurutnya, jumlah bahasa di
Indonesia hanya 96. Dengan memanfaatkan petugas kebudayaan yang terdapat di
daerah daerah di seluruh Indonesia, Lembaga Bahasa Nasional (1972) mencatat 418
bahasa daerah.
Faktor utama
yang menyebabkan keberagaman hasil tersebut adalah keberbedaan dalam penggunaan
metode. Untuk itu, Pusat Bahasa, sejak 1992 s.d. 2008 telah berupaya melakukan
identifikasi bahasa di Indonesia dengan mengembangkan suatu kerangka konseptual
metodologis yang dapat diterapkan secara menyeluruh. Bagaimana wujud, landasan
filosofis yang melatarbelakangi, serta aplikasi dan hasil yang dicapai dengan
menerapkan kerangka metodologis tersebut menjadi fokus pembahasan dalam makalah
ini. Adpun penyebab utama munculnya keberagaman hasil identifikasi tersebut.
Bahkan ada kecenderungan pakar tertentu menggunakan metode yang secara filosofis,
kurang relevan digunakan untuk analisis penentuan status isolek sebagai bahasa
atau dialek, seperti penggunaan secara kolaboratif metode dialektometri yang
di- ”leksikostatistik” kan (periksa misalnya Danie, 1991). Atas dasar itu, persoalan
lain yang kemudian muncul adalah adakah suatu format metode yang dapat diterapkan
secara menyeluruh untuk analisis isolek ke dalam dialek atau bahasa di
Indonesia? Jika ada, bagaimanakah aplikasi kerangka konseptual-metodelogis
tersebut jika digunakan dalam upaya identifikasi bahasa-bahasa di Indonesia.
Untuk itu, makalah ini akan mencoba memokuskan pembicaraan pada hal-hal tersebut
dengan fokus uraian pada persoalan konseptual beberapa metode penentuan status,
ke arah pengembangan kerangka konseptual metodologis bagi penentuan status
bahasa dan dialek, aplikasi metode
analisis dalam pemetaan bahasa-bahasa di indonesia bahasa dan dialek
Adapun
daftar bahasa daerah di indonesia diurutkan berdasarkan abjad :
1.
Bahasa Aceh Digunakan di Wilayah
Sumatera
2.
Bahasa Alas Digunakan di Wilayah
Sumatera
3.
Bahasa Alor Digunakan di Wilayah
Maluku Daerah Sekitar Ambon Timur
4.
Bahasa Ambelan Digunakan di
Wilayah Maluku Daerah Sekitar Ambon Timur
5.
Bahasa Angkola Digunakan di
Wilayah Sumatera
6.
Bahasa Aru Digunakan di Wilayah
Maluku Daerah Sekitar Ambon Timur
7.
Bahasa Bacan Digunakan di Wilayah
Maluku Daerah Sekitar Sula Bacan
8.
Bahasa Bada' Besona Digunakan di
Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Toraja
9.
Bahasa Bahau Digunakan di Wilayah
Kalimantan
10. Bahasa Bajau Digunakan di Wilayah Kalimantan
11. Bahasa Balantak Digunakan di Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Loinan
12. Bahasa Bali Digunakan di Wilayah Bali
13. Bahasa Banda Digunakan di Wilayah Maluku Daerah Sekitar Ambon Timur
14. Bahasa Banggai Digunakan di Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Loinan
15. Bahasa Banjar Digunakan di Wilayah Kalimantan
16. Bahasa Bantik Digunakan di Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Sulut
17. Bahasa Batak Digunakan di Wilayah Sumatera
18. Bahasa Belu Digunakan di Wilayah Maluku Daerah Sekitar Ambon Timur
19. Bahasa Bobongko Digunakan di Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Loinan
20. Bahasa Bonerate Digunakan di Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Muna Butung
21. Bahasa Bugis Digunakan di Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Sulsel
22. Bahasa Bulanga Digunakan di Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Gorontalo
23. Bahasa Bungkumori Digunakan di Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Bungku
Langku
24. Bahasa Buol Digunakan di Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Gate
25. Bahasa Buru Digunakan di Wilayah Maluku Daerah Sekitar Ambon Timur
26. Bahasa Butung Digunakan di Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Muna Butung
27. Bahasa Enggano Digunakan di Wilayah Sumatera
28. Bahasa Gayo Digunakan di Wilayah Sumatera
29. Bahasa Geloli Digunakan di Wilayah Maluku Daerah Sekitar Ambon Timur
30. Bahasa Goram Digunakan di Wilayah Maluku Daerah Sekitar Ambon Timur
31. Bahasa Gorontalo Digunakan di Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Gate
32. Bahasa Helo Digunakan di Wilayah Maluku Daerah Sekitar Ambon Timur
33. Bahasa Iban Digunakan di Wilayah Kalimantan
34. Bahasa Jawa Digunakan di Wilayah Jawa
35. Bahasa Kadang Digunakan di Wilayah Maluku Daerah Sekitar Ambon Timur
36. Bahasa Kai Digunakan di Wilayah Maluku Daerah Sekitar Ambon Timur
37. Bahasa Kaidipan Digunakan di Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Gate
38. Bahasa Kail Digunakan di Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Toraja
39. Bahasa Kaisar Digunakan di Wilayah Maluku Daerah Sekitar Ambon Timur
40. Bahasa Kalaotoa Digunakan di Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Muna Butung
41. Bahasa Karo Digunakan di Wilayah Sumatera
42. Bahasa Karompa Digunakan di Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Muna Butung
43. Bahasa Kayan Digunakan di Wilayah Kalimantan
44. Bahasa Kenya Digunakan di Wilayah Kalimantan
45. Bahasa Klemautan Digunakan di Wilayah Kalimantan
46. Bahasa Kroe Digunakan di Wilayah Maluku Daerah Sekitar Ambon Timur
47. Bahasa Kubu Digunakan di Wilayah Sumatera
48. Bahasa Lain Digunakan di Wilayah Maluku Daerah Sekitar Ambon Timur
49. Bahasa Laki Digunakan di Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Bungku Langku
50. Bahasa Lampung Digunakan di Wilayah Sumatera
51. Bahasa Landawe Digunakan di Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Bungku Langku
52. Bahasa Layolo Digunakan di Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Muna Butung
53. Bahasa Leboni Digunakan di Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Toraja
54. Bahasa Leti Digunakan di Wilayah Maluku Daerah Sekitar Ambon Timur
55. Bahasa Loinan Digunakan di Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Loinan
56. Bahasa Lom Digunakan di Wilayah Sumatera
57. Bahasa Luwu Digunakan di Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Sulsel
58. Bahasa Madura Digunakan di Wilayah Jawa
59. Bahasa Makassar Digunakan di Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Sulsel
60. Bahasa Mandailing Digunakan di Wilayah Sumatera
61. Bahasa Mandar Digunakan di Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Sulsel
62. Bahasa Mapute Digunakan di Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Bungku Langku
63. Bahasa Melayu Digunakan di Wilayah Kalimantan
64. Bahasa Melayu Digunakan di Wilayah Sumatera
65. Bahasa Mentawai Digunakan di Wilayah Sumatera
66. Bahasa Milano Digunakan di Wilayah Kalimantan
67. Bahasa Minangkabau Digunakan di Wilayah Sumatera
68. Bahasa Mongondow Digunakan di Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Sulut
69. Bahasa Napu Digunakan di Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Toraja
70. Bahasa Nias Digunakan di Wilayah Sumatera
71. Bahasa Orang Laut Digunakan di Wilayah Sumatera
72. Bahasa Ot-Danum Digunakan di Wilayah Kalimantan
73. Bahasa Pak-Pak Digunakan di Wilayah Sumatera
74. Bahasa Pantar Digunakan di Wilayah Maluku Daerah Sekitar Ambon Timur
75. Bahasa Pilpikoro Digunakan di Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Toraja
76. Bahasa Pitu Digunakan di Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Sulsel
77. Bahasa Rejang Lebong Digunakan di Wilayah Sumatera
78. Bahasa Riau Digunakan di Wilayah Sumatera
79. Bahasa Roma Digunakan di Wilayah Maluku Daerah Sekitar Ambon Timur
80. Bahasa Rote Digunakan di Wilayah Maluku Daerah Sekitar Ambon Timur
81. Bahasa Sa'dan Digunakan di Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Sulsel
82. Bahasa Salu Digunakan di Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Sulsel
83. Bahasa Sangir Digunakan di Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Sulut
84. Bahasa Sasak Digunakan di Wilayah Bali
85. Bahasa Sasak Digunakan di Wilayah Nusa Tenggara Barat
86. Bahasa Sasak Digunakan di Wilayah Nusa Tenggara Timur
87. Bahasa Seko Digunakan di Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Sulsel
88. Bahasa Sikule Digunakan di Wilayah Sumatera
89. Bahasa Simulur Digunakan di Wilayah Sumatera
90. Bahasa Solor Digunakan di Wilayah Maluku Daerah Sekitar Ambon Timur
91. Bahasa Sula Digunakan di Wilayah Maluku Daerah Sekitar Sula Bacan
92. Bahasa Sumba Digunakan di Wilayah Nusa Tenggara Barat
93. Bahasa Sumbawa Digunakan di Wilayah Nusa Tenggara Timur
94. Bahasa Sunda Digunakan di Wilayah Jawa
95. Bahasa Talaud Digunakan di Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Sulut
96. Bahasa Taliabo Digunakan di Wilayah Maluku Daerah Sekitar Sula Bacan
97. Bahasa Tambulu Digunakan di Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Sulut
98. Bahasa Tanibar Digunakan di Wilayah Maluku Daerah Sekitar Ambon Timur
99. Bahasa Ternate Digunakan di Wilayah Maluku Daerah Sekitar Halmahera Utara
100.
Bahasa Tetun Digunakan di Wilayah
Nusa Tenggara Timur
101.
Bahasa Tetun Digunakan di Wilayah
Maluku Daerah Sekitar Ambon Timur
102.
Bahasa Tidore Digunakan di
Wilayah Maluku Daerah Sekitar Halmahera Utara
103.
Bahasa Timor Digunakan di Wilayah
Nusa Tenggara Timur
104.
Bahasa Timor Digunakan di Wilayah
Maluku Daerah Sekitar Ambon Timur
105.
Bahasa Tombatu Digunakan di
Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Sulut
106.
Bahasa Tomini Digunakan di
Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Tomoni
107.
Bahasa Tompakewa Digunakan di
Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Sulut
108.
Bahasa Tondano Digunakan di
Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Sulut
109.
Bahasa Tontembun Digunakan di
Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Sulut
110.
Bahasa Toraja Digunakan di
Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Toraja
111.
Bahasa Uluna Digunakan di Wilayah
Sulawesi Daerah Sekitar Sulsel
112.
Bahasa Walio Digunakan di Wilayah
Sulawesi Daerah Sekitar Muna Butung
113.
Bahasa Wetar Digunakan di Wilayah
Maluku Daerah Sekitar Ambon Timur
114.
Bahasa Windesi Digunakan di
Wilayah Maluku Daerah Sekitar Halmahera Selatan
115.
Bahasa Wotu Digunakan di Wilayah
Sulawesi Daerah Sekitar Toraja
Dari uraian diatas bahwa banyaknya
jumlah bahasa daerah di Indonesia, itu mengapa negara Indonesia memerlukan bahasa
Indonesia yang baik dan benar, kerena bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu
bangsa dan bahasa.
B.
Jumlah
Bahasa daerah di Sulawesi
Seperti yang kita ketahui bahwa di Indonesia
memiliki beragam bahasa daerah, di Sulewesi sendiri memiliki beragam bahasa
daerah di antaranya:
1)
Bahasa Bada' Besona Digunakan di
Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Toraja
2)
Bahasa Balantak Digunakan di
Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Loinan
3)
Bahasa Banggai Digunakan di
Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Loinan
4)
Bahasa Bantik Digunakan di Wilayah
Sulawesi Daerah Sekitar Sulut
5)
Bahasa Bobongko Digunakan di
Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Loinan
6)
Bahasa Bonerate Digunakan di
Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Muna Butung
7)
Bahasa Bugis Digunakan di Wilayah
Sulawesi Daerah Sekitar Sulsel
8)
Bahasa Bulanga Digunakan di
Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Gorontalo
9)
Bahasa Bungkumori Digunakan di
Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Bungku Langku
10) Bahasa Buol Digunakan di Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Gate
11) Bahasa Butung Digunakan di Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Muna Butung
12) Bahasa Gorontalo Digunakan di Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Gate
13) Bahasa Kaidipan Digunakan di Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Gate
14) Bahasa Kail Digunakan di Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Toraja
15) Bahasa Kalaotoa Digunakan di Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Muna Butung
16) Bahasa Karompa Digunakan di Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Muna Butung
17) Bahasa Laki Digunakan di Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Bungku Langku
18) Bahasa Landawe Digunakan di Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Bungku Langku
19) Bahasa Layolo Digunakan di Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Muna Butung
20) Bahasa Leboni Digunakan di Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Toraja
21) Bahasa Loinan Digunakan di Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Loinan
22) Bahasa Luwu Digunakan di Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Sulsel
23) Bahasa Makassar Digunakan di Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Sulsel
24) Bahasa Mandar Digunakan di Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Sulsel
25) Bahasa Mapute Digunakan di Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Bungku Langku
26) Bahasa Mongondow Digunakan di Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Sulut
27) Bahasa Napu Digunakan di Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Toraja
28) Bahasa Pilpikoro Digunakan di Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Toraja
29) Bahasa Pitu Digunakan di Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Sulsel
30) Bahasa Sa'dan Digunakan di Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Sulsel
31) Bahasa Salu Digunakan di Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Sulsel
32) Bahasa Sangir Digunakan di Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Sulut
33) Bahasa Seko Digunakan di Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Sulsel
34) Bahasa Talaud Digunakan di Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Sulut
35) Bahasa Tambulu Digunakan di Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Sulut
36) Bahasa Tombatu Digunakan di Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Sulut
37) Bahasa Tomini Digunakan di Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Tomoni
38) Bahasa Tompakewa Digunakan di Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Sulut
39) Bahasa Tondano Digunakan di Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Sulut
40) Bahasa Tontembun Digunakan di Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Sulut
41) Bahasa Toraja Digunakan di Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Toraja
42) Bahasa Uluna Digunakan di Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Sulsel
43) Bahasa Walio Digunakan di Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Muna Butung
44) Bahasa Wotu Digunakan di Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Toraja
Apabila dilihat dari jumlah dan banyaknya bahasa daerah di Sulawesi maka
seharusnya kita yang tinggal dan asli orang sulawesi harus bangga karena
memiliki beragam bahasa dan suku tapi tidak membedabedakan suku yang satu
dengan yang lain, bahasa yang satu dengan bahasa yang lain.
C.
Bahasa
daerah yang hilang.
Beberapa waktu yang lalu Depkominfo dalam seminar mengemukakan sejumlah
bahasa yang masuk di kategori endangered languages yaitu (terancam
punah), maksudnya bahasa tersebut yang tidak mempunyai lagi generasi muda
yang dapat berbahasa ibu. Penutur yang fasih hanyalah kelompok generasi
menengah (dewasa).Yang lebih gawat lagi adalah kategori seriously
endangered languages (sangat terancam punah), yaitu bahasa yang
hanya berpenutur generasi tua berusia di atas 60 tahun, serta moribund
languages (sekarat), adalah bahasa yang dituturkan oleh beberapa
orang yang sepuh yaitu sekitar 70 tahun ke atas.
Sedangkan extinct languages (punah) adalah bahasa yang
penuturnya tinggal 1 orang sehingga tidak ada teman berkomunikasi dalam bahasa
itu. Bisa dibanyangkan betapa kesepiannya orang tersebut karena tidak ada teman
ngobrol. Tercatat 169 bahasa yang dianggap memasuki ambang proses berpotensi terancam
punah tersebar di wilayah Sumatra, Sulawesi, Kalimantan, Maluku, dan Papua.
Tentu ini merupakan suatu angka yang memiriskan hati mengingat penetrasi bahasa
Indonesia dan asing di Indonesia sangat kuat. Selain itu perhatian kita
terhadap bahasa lokal sendiri pun semakin terabaikan. Selain itu tersendatnya
proses transmisi bahasa-ibu pada generasi berikutnya dianggap sebagai salah
satu faktor utama penyebab kepunahan bahasa. Yang unik adalah bahwa bahasa Jawa
justru menjadi bahasa lokal yang paling banyak penuturnya (sekitar 75.200.000
penutur) ketimbang bahasa Indonesia yang hanya dipakai sekitar 15% penduduk
Indonesia. Sedangkan bahasa lokal yang terancam punah ada di sejumlah daerah
seperti Bahasa Enggano yang hanya memiliki 1000 penutur (di Sumatera), lalu
bahasa Punan Merah, 137 penutur (di Kalimantan), bahasa Dusner 6 penutur (di
Papua), bahasa Kayeli 3 penutur (di Maluku), dan yang bisa dikategorikan punah
adalah bahasa Hukumina 1 penutur (di Maluku).
D.
Mengamati
Teman dan kesalahan kata – kata.
Alfian kesalahan kata “Mungkin”
contohnya ketika mengatakan kata mungkin pada pertanyaan mungkin pertanyaan
saya ada kaitantannya dengan pertanyaan sebulumnya. Perkuliahan PPKN waktu
13.30. sebaiknya jangan ada kata mungkin karena tidak ilmiah dengan bahasa
Indonesia yang baik dan benar.
DOWNLOAD DISINI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar